Gusdurian Kecam Pembubaran Paksa Demo Pabrik Semen Rembang
NU Online · Sabtu, 29 November 2014 | 03:01 WIB
Jakarta, NU Online
Jaringan Gusdurian Indonesia mengecam tindakan aparat keamanan yang membubarkan secara paksa aksi massa puluhan ibu yang menolak pendirian pabrik semen di Rembang, Kamis kemarin. Apalagi tindakan pembubaran tersebut disertai aksi kekerasan dan perampasan terhadap alat aksi.
<>
Komunitas penerus dan pengembang perjuangan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini menuntut pengusutan tuntas terhadap pelaku kekerasan dan menindaknya sesuai hukum yang berlaku.
“Kami juga mengimbau aparat keamanan dan para pihak untuk mengedepankan dialog dalam mencari penyelesaian masalah konflik di Rembang,” kata Alissa Wahid, Koordinator Sekretariat Nasional Jaringan Gusdurian Indonesia dalam rilisnya, Jumat (28/11) malam.
Menurut dia, aksi massa yang dilakukan para ibu petani di Rembang ini merupakan rangkaian aksi panjang selama berbulan-bulan. Mereka menuntut agar PT Semen Indonesia menghentikan aktvitas pembangunan pabrik hingga ada putusan peradilan tetap atas gugatan warga di PTUN Semarang.
Sebelumnya Komnas HAM juga mengeluarkan rekomendasi agar aktivitas pembangunan pabrik di Kecamatan Gunem dihentikan sampai ada putusan pengadilan berkekuatan hukum tetap. Namun ternyata aktivitas pembangunan pabrik tetap terus dilakukan, hal inilah yang membuat para ibu petani di Rembang tersebut terus melakukan aksi massa.
Jaringan Gusdurian juga meminnta Gubernur Jawa Tengah dan Bupati Rembang agar memerintahkan kepada PT Semen Indonesia untuk menghentikan aktivitas pembangunan Pabrik Semen sampai ada keputusan hukum tetap atas gugatan warga di PTUN. (Mahbib Khoiron)
Terpopuler
1
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
2
Mendesak! Orientasi Akhlak Jalan Raya di Pesantren
3
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
4
LD PBNU Ungkap Fungsi Masjid dalam Membina Umat yang Ramah Lingkungan
5
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
6
Orang-Orang yang Terhormat, Novel Sastrawan NU yang Dianggap Berbahaya Rezim Soeharto
Terkini
Lihat Semua