Nasional

Gusdurian Luncurkan Gardu.net untuk Kawal Demokrasi dan Pantau Pemilu 2024

Sel, 9 Januari 2024 | 13:00 WIB

Gusdurian Luncurkan Gardu.net untuk Kawal Demokrasi dan Pantau Pemilu 2024

Gusdurian meluncurkan gardu.net untuk mengawal demokrasi dan memantau pemilu 2024. (Foto: dok. Gusdurian)

Jakarta, NU Online

Jaringan Gusdurian melalui Gardu Pemilu secara resmi meluncurkan platform Gardu.net untuk memonitor pelanggaran pemilu di seluruh Indonesia. Gardu.net bertujuan mengajak masyarakat untuk aktif mengawasi pemilu 2024 agar berlangsung jujur, adil, damai dan bermartabat.


Koordinator Umum Gardu Nasional 2024, Jay Akhmad, menjelaskan bahwa platform ini berfokus pada integritas penyelenggara pemilu dan netralitas ASN, TNI, dan Polri, penanggulangan hoaks dan disinformasi, melawan merendahkan martabat, serta mencegah kekerasan/konflik identitas.


Dalam laporan awal Gardu Pemilu, terdapat satu dugaan pelanggaran terkait hoaks dan disinformasi, enam terkait integritas penyelenggara pemilu, dan empat terkait konflik identitas. 


Gardu.net menjadi wahana bagi masyarakat untuk melaporkan dugaan pelanggaran pemilu, dengan data yang akan disinkronkan dengan lembaga-lembaga terkait seperti Bawaslu dan KPU.


"Dengan Gardu.net kita memiliki wahana untuk melaporkan dugaan pelanggaran pemilu," ungkap Jay Akhmad dalam Forum Demokrasi dan peluncuran platform Gardu.net secara virtual, Senin (8/1/2024) malam.


Masyarakat dapat mengikuti perkembangan ini melalui website Gardu.net sementara pelaporan dugaan pelanggaran dapat dilakukan kepada kontributor Gardu Pemilu yang tersebar di berbagai daerah.


"Gardu.net tidak bisa mengakses keseluruhan informasi tetapi melalui para penjaga gardu di daerah. Mereka akan menjadi kontributor yang melaporkan dan menuliskan kejadian pelanggaran pemilu sehingga data yang masuk sudah terverifikasi," jelasnya.


Gardu pemilu

Gardu Pemilu, yang diinisiasi sebagai respons atas situasi pemilu 2024 dan amanat rapat kerja nasional Jaringan Gusdurian di Depok, Jawa Barat menjadi upaya kolaboratif untuk memastikan pemilu 2024 berlangsung dengan jujur, adil, damai, dan bermartabat.


"Gardu Pemilu mirip gardu siskamling yang bertugas menjaga keamanan daerah saat pemilu," ungkap Koordinator Sekretariat Jaringan Nasional (Seknas) Gusdurian itu.


Jay menjelaskan, Gardu Pemilu memiliki tiga fungsi utama, yakni pendidikan politik dan demokrasi, pemantauan pemilu di tingkat nasional dan daerah, serta mengkonsolidasikan masyarakat sipil untuk menciptakan pemilu yang transparan dan bermartabat.


"Inisiatif Gardu Pemilu melibatkan komunitas Gusdurian bekerja sama dengan stakeholder di 69 kota/kabupaten. Tiga hal ini yang dikerjakan terkait edukasi politik dan demokrasi di mana kita tahu saat ini demokrasi hanya gimik tanpa substansi. Ini menjadi satu kerja di Gardu Pemilu yang berangkat dari gagasan demokrasi Gus Dur tentunya," tambahnya.


Jadi wadah masyarakat sipil 

Hadir dalam acara peluncuran Gardu.net, Direktur Jaringan Gusdurian Alissa Wahid dan Menteri Agama RI (2014-2019) Lukman Hakim Saifuddin. Dalam acara itu Alissa menyatakan bahwa Gardu Pemilu dan Gardu.net berfokus pada memberikan pendidikan masyarakat, terutama kepada anak muda, mengenai demokrasi, bahaya KKN, dan supremasi hukum dan sipil dalam demokrasi, serta potensi pelanggaran pemilu.


"Penting juga untuk menyajikan informasi ini dengan cara yang mudah dicerna, seperti melalui meme yang bisa disebar melalui berbagai platform, termasuk WhatsApp grup, dan konten di media sosial atau TikTok," kata Alissa.


Selain itu, kerja sama dengan pengelola gardu lokal dan tokoh agama dapat memperluas jangkauan edukasi offline. Dalam hal ini bisa melibatkan pemuka agama dan tokoh masyarakat untuk menyampaikan pesan-pesan tersebut kepada jamaahnya, terutama terkait pelanggaran pemilu.


Kemudian membangun jejaring dengan platform seperti Jaga Pemilu, Kawal Pemilu, dan Jaga Suara sangat penting untuk mendapatkan informasi yang dapat membantu di lapangan, termasuk bantuan hukum.


Saran terakhir adalah memetakan kecamatan, mengidentifikasi 30 orang yang berpotensi menjadi penggerak di setiap kecamatan, dan mendorong mereka untuk datang ke KPU Kecamatan setelah 14 Februari serta melakukan dokumentasi rekapitulasi C1 secara sistematis untuk memetakan desa dan jejaring desa.


Lukman Hakim Saifuddin, yang turut hadir dalam peluncuran menekankan pentingnya Gardu.net sebagai medium bagi masyarakat sipil untuk berpartisipasi aktif dalam mengawal suara dan menjaga integritas proses demokrasi. 


"Ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk menjaga demokrasi yang menjadi inti hak kedaulatan rakyat," kata Lukman Hakim Saifuddin dalam pesannya.


Bentuknya selain konsen pada penyimpangan pemilu, perlu kawal pemilu menjaga suara sejak dari TPS ke kelurahan, kecamatan, sampai ke tingkat nasional. Gusdurian penting berkontribusi di sini bekerjasama dengan koalisi LSM.


"Saya amat mengapresiasi adanya Gardu.net ini. Betul-betul dikawal tidak dimanipulasi, tidak direkayasa, atau dicurangi sehingga bentuk partisipasi ini adalah bentuk dari tanggung jawab kita bernegara selain juga dalam rangka untuk menjaga proses demokrasi yang menjadi inti dari demokrasi itu sendiri," ujar Lukman.