Nasional

Habib Luthfi Ajak Masyarakat Jaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Rab, 27 November 2019 | 13:00 WIB

Habib Luthfi Ajak Masyarakat Jaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Habib Luthfi dalam pembukaan Kanzus Shalawat Bogor bertema Bershalawat untuk Menjalin Persatuan. (NU Online/Bakti Habibie)

Bogor, NU Online
Rais Aam Idaroh Aliyah Jam'iyyah Ahlith Thariqah Al Mu'tabarah An Nahdliyyah (JATMAN) Habib Muhammad Luthfi bin Yahya mengajak masyarakat untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Sebab, awal kehancuran sebuah negara dimulai dari perpecahan di dalam negeri sebagaimana terjadi pada Kesultanan Malaka yang runtuh pada tahun 1511 M.

Pernyataan ini diungkapkan Habib Luthfi dalam acara Pembukaan Kanzus Shalawat Bogor dengan tema Bershalawat untuk Menjalin Persatuan yang digelar di Pesantren Al-Ghazaly, Jalan Cempaka Nomor 6 Kota Paris, RT 001/RW 08, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (25/11).

"Malaka inilah yang membendung Portugis masuk Nusantara," ungkapnya sambil merunut sejarah habaib nenek moyang Wali Songo yang berhasil melakukan dakwah di Champa hingga mendirikan Kerajaan Islam Malaka.

Diceritakannya, saat itu Malaka merupakan kerajaan kuat dan menjadi pusat peradaban dan penyebaran Islam di Asia Tenggara. Bahkan, Portugis yang hendak menjajah wilayah Nusantara tak sanggup masuk karena pertahanan Malaka yang cukup kuat.

"Walaupun Malaka punya kekuatan yang luar biasa tapi bisa jatuh karena ada pembusukan dari dalam. Yakni, tidak percaya sultannya. Tidak percaya tentaranya," tambah Habib Luthfi.

Peristiwa di Kesultanan Malaka itu, lanjutnya, ada kemiripan dengan kondisi di Indonesia masa kini. Hari ini masyarakat Indonesia 'digoyang' terus supaya tidak percaya kepada pemerintah, ulama, tentara, dan polisi.

"Fitnah dilontarkan. Itulah di antara cara untuk menghancurkan Indonesia. Sebab, Indonesia itu seperti tumpeng lengkap dengan lauk pauknya tinggal kapan dinikmati," tegas Ketua Ulama Sufi Dunia ini.

Dalam menjaga persatuan, lanjutnya, Rasulullah SAW sudah memberikan teladan yaitu ketika beliau berhasil menjaga persatuan dan kesatuan suku dan kabilah Arab yang saat itu sedang dilanda konflik. Saat itu, hampir terjadi perpecahan karena persoalan siapa yang layak mengembalikan hajar aswad di pojok Ka'bah.

Habib Luthfi pun menyayangkan sebagian pihak yang masih mempersoalkan urusan yang sesungguhnya tidak perlu diperdebatkan seperti menganggap bid'ah terhadap tradisi-tradisi Islam di Indonesia. Sebab, negara lain sudah berpikir maju dan melahirkan produk teknologi mutakhir yang canggih.

"Negara lain sudah maju kita masih ribut tahlil, talqin, maulid tidak ada habis-habisnya. Belum lagi ribut karena beda pilihan calon," tukasnya.

Selain menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, pesan lain yang disampaikan Habib Luthfi kepada jamaah adalah menghormati sekaligus punya rasa memiliki terhadap produk dalam negeri. Karena hal itu akan memacu pertumbuhan ekonomi nasional dan bisa mendorong Indonesia menjadi negara maju.

Kontributor: Aiz Luthfi
Editor: Musthofa Asrori