Nasional

Hadapi Masalah Rumit, Bacalah Ijazah Amalan dari Rais PBNU

Kam, 3 Maret 2022 | 21:15 WIB

Hadapi Masalah Rumit, Bacalah Ijazah Amalan dari Rais PBNU

Ilustrasi berdoa. (Foto: Dok. NU Online)

Jakarta, NU Online
Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Adib Rofiuddin Izza, memberikan ijazah sebuah bacaan untuk diamalkan ketika sedang menghadapi masalah yang sangat rumit. Ijazah ini diberikan kepada seluruh umat Islam di Indonesia dan dunia.


“Saya menyampaikan kepada semua, saudara-saudara semua, satu ijazah bacaan agar kita semua dimudahkan oleh Allah (yaitu) membaca dua ayat terakhir surat At-Taubah,” kata Kiai Adib dalam sebuah tayangan di YouTube NU Online, Kamis (3/3/2022) malam.


Berikut QS At-Taubah ayat 128-129: 


لَقَدْ جَآءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِٱلْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
فَإِن تَوَلَّوْا۟ فَقُلْ حَسْبِىَ ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ ٱلْعَرْشِ ٱلْعَظِيمِ


Laqad jaa-akum rasulum-min anfusikum ‘azizun ‘alaihi maa ‘anittum harishun ‘alaikum bil mu’miniina raufurrahim. Fa in tawallau faqul hasbiyallahu laa ilaaha illaa huwa, ‘alahi tawakkaltu wa huwa rabbul ‘arsyil ‘adzhim.


Dijelaskan Kiai Adib, dua ayat terakhir QS At-Taubah itu dibaca sekali waktu dalam sehari semalam sebanyak 41 kali. Waktu membacanya bisa dipilih sendiri. Boleh pagi, siang, sore, maupun malam.


“Kalau itu rutin dibaca, insyaallah akan dimudahkan oleh Allah. Serumit apapun urusan, akan dibukakan oleh Allah,” ucap Sesepuh Pondok Buntet Pesantren, Cirebon, Jawa Barat itu.


Lebih lanjut, Kiai Adib menjelaskan jika sedang menghadapi permasalahan yang dirasa sangat rumit maka bacalah dua ayat terakhir QS At-Taubah itu pada malam hari sebanyak 170 kali. Akan tetapi, apabila 170 kali itu terlalu banyak maka cukup dibaca hanya 100 kali.


“Tapi yang utama, kalau menghadapi masalah yang rumit, maka bacalah 170 kali setiap malam. Kalau kebanyakan, cukup 100 kali. Untuk sehari semalam, cukup baca 41 kali. Sekali lagi, dua ayat terakhir surat At-Taubah,” tandasnya.


Kiai Adib juga menjelaskan bahwa dalam setiap bacaan atau amalan memiliki dua fondasi utama. Kedua fondasi itu adalah istighfar dan shalawat. Ibarat obat, istighfar dan shalawat merupakan antibiotik.


“Kalau obat herbal (juga) ada dua. Pertama, bawang. Baik bawang putih atau bawang merah. Kedua, jeruk nipis. Kalau dalam bacaan, wirid yang pertama itu istighfar, yang kedua shalawat. Jangan sampai ditinggalkan,” pesan Kiai Adib.


Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Musthofa Asrori​​​​​​