Nasional

Hadapi Normal Baru, KOPRI Dorong Kader Tetap Lakukan Tugas Sosial

Sen, 22 Juni 2020 | 15:30 WIB

Hadapi Normal Baru, KOPRI Dorong Kader Tetap Lakukan Tugas Sosial

Ketua PB KOPRI Septi Rahmawati (NU Online)

Jakarta, NU Online

Menghadapi kebijakan normal baru (new normal) yang sudah berjalan di hampir seluruh wilayah Indonesia, Pengurus Besar Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (KOPRI) mendorong kader perempuan PMII tetap melakukan tugas sosial di masyarakat. Hal itu dapat dilakukan mahasiswi PMII dengan cara mengajak masyarakat beradaptasi dengan kondisi pandemi. 


Ketua PB KOPRI, Septi Rahmawati menuturkan, perempuan PMII tidak boleh merasa lelah meski situasi sungguh tidak sangat mendukung. Menurut dia, banyak cara agar aktivitas penggalian ilmu pengetahuan dan tugas sosial tetap bisa dilaksanakan. 


Era digital seperti saat ini, lanjutnya, apa pun bisa dibuat mudah tergantung kemauan mahasiswinya. Misalnya terkait budaya literasi, perempuan PMII di daerah bisa tetap berdiskusi melalui ruang-ruang virtual. Hal itu kata dia tetap akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat jika dilakukan secara berulang-ulang dan fokus. 


“Jangan pernah merasa lelah meskipun suasananya berbeda dari biasanya. Jangan merasa sedih meski kita tak bisa berdiskusi langsung. Mari tetap semangat melakukan gerakan diskusi,” kata Septi Rahmawati saat Silaturahim Nasional Kopri Lintas Generasi, Sabtu (20/6) lalu. 


Menurut perempuan asal Lampung ini, ada dua tugas yang harus selalu diingat oleh kader perempuan PMII. Pertama memperkuat intelektualitas, kedua, memperkuat kerja-kerja sosial kepada masyarakat. 


“Mari kita tetap lanjutkan aktivitas kita di kampus sebagai mahasiswa, intelektual mudanya Nahdlatul Ulama dan tetap melaksanakan tugas kita yang memiliki tugas sosial di masyarakat,” tuturnya. 


Pernyataan Ketua PB KOPRI di atas sebagai respons berubahnya peradaban masyarakat dunia akibat Covid-19. Pandemi Covid-19 tersebut terbukti mampu mengubah tatanan masyarakat dunia. 


Agar tak terjadi penularan secara meluas, masyarakat diimbau bahkan dipaksa untuk tinggal di rumah. Sekolah, bekerja bahkan beribadah dianjurkan untuk dilakukan di rumah saja. 


Hampir semua negara termasuk Indonesia mengimbau warganya untuk tidak beraktivitas di luar rumah jika tidak ada kepentingan yang mendesak. Terkecuali, memang bagi mereka yang harus keluar dan kegiatannya tidak bisa dilakukan dari rumah.


Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Abdullah Alawi