Nasional

Hadapi Revolusi Industri 4.0, Unwaha Jombang Gelar Seminar Nasional

NU Online  ·  Sabtu, 29 September 2018 | 14:30 WIB

Hadapi Revolusi Industri 4.0, Unwaha Jombang Gelar Seminar Nasional

Seminar nasional di Unwaha Jombang, Jatim

Jombang, NU Online
Universitas KH Abdul Wahab Hasbullah (Unwaha) Tambakberas, Jombang, Jawa Timur menggelar seminar nasional untuk mahasiswa, dosen dan masyarakat umum, Sabtu (29/9). 

Seminar yang mengangkat tema "Peran Pemuda dalam Perkembangan Pendidikan Sains dan Teknologi pada Era Revolusi Industri 4.0 dengan nara sumber Rektor Unwaha H Anton Muhibuddin, perwakilan Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Anggia Ermarini dan H Ali Mudlofir dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya.

Menurut H Anton Muhibuddin, Indonesia punya peluang besar menjadi negara maju. Karena pada tahun 2030 nanti Indonesia akan memiliki bonus demografi yang melimpah, hal ini tentu menjadi potensi besar untuk membangun negara sebesar Indonesia.

Bonus demografi menurut penjelasnya adalah sebuah kondisi di mana jumlah populasi usia produktif di Indonesia lebih banyak dari usia nonproduktif. "Indonesia memiliki bonus demografi yang melimpah pada tahun 2030 mendatang. Bonus ini bisa jadi potensi besar bila generasi milenial saat ini punya jiwa kompetitif dan melek dunia industri," katanya.

Dikatakan, bonus demografi menjadi tantangan apakah bangsa Indonesia siap lepas landas menuju negara maju atau justru sebaliknya, tertimpa bencana demografi.

Idealnya menurut Anton, negara yang mendapat bonus demografi pertumbuhan ekonominya akan terpacu, sektor riil terdongkrak, dan daya saing meningkat. Secara normatif, bonus demografi seyogianya membawa sebuah negara menuju arah lebih baik, khususnya membawa kesejahteraan untuk segenap tumpah darahnya.

"Unwaha membekali mahasiswa untuk bersaing di era revolusi industri 4.0. Langkah menuju kesana sudah kita bangun dengan mengirim para mahasiswa untuk magang di negara lain. Agar wawasannya global dan terbuka dalam kemajuan," bebernya.

Alumnus Universitas Brawijaya Malang ini menegaskan, syarat sebuah negara sukses melewati bonus demografi yaitu menciptakan sumber daya manusia berkualitas, sistem perekonomian yang jelas, pemerintahan yang kondusif, tersedia lapangan kerja, dan sejumlah syarat lainnya.

Dosen Bahasa Inggris Unwaha Ahmad Kanzul Fikri menjelaskan, negara yang sukses menghadapi bonus demografi yaitu Jepang. Negeri matahari terbit itu mengalami pertumbuhan penduduk akibat baby boom pada masa setelah perang dunia kedua.

Pemerintah Jepang bisa bergerak cepat memanfaatkan bonus demografi. Mereka segera menggenjot industrialisasi dan dari sana mulailah inovasi-inovasi unggul mencuat ke persaingan dunia. Hingga kini, Jepang menguasai industri otomotif dengan merk besar seperti Yamaha, Honda dan Suzuki.

"Jepang pernah mengalami titik terendah dalam sejarah saat negara mereka dijatuhkan bom atom oleh negara sekutu. Tapi mereka bangkit dan kini malah menjajah Eropa dan Amerika dengan industri otomotifnya," paparnya.

Gus Fikri panggilan akrabnya menyebutkan, hal lain yang perlu diperhatikan oleh generasi muda dalam menghadapi revolusi industri 4.0 yaitu etos kerja yang baik dan beberapa hal lainnya. Antara lain yaitu disiplin dalam bekerja, mengutamakan kewajiban di atas hak, jujur, kemampuan bahasa asing, dan semangat belajar yang tinggi.

"Sebenarnya santri punya modal bagus dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Karena selama di pondok santri diajari jujur, ikhlas, bertanggung jawab dan spiritual. Tinggal menambahkan dengan kemampuan bahasa Inggris dan bahasa Arab agar bisa masuk ke masyarakat internasional," jelas Gus Fikri.

Selain itu, dalam menghadapi revolusi industri 4.0 Indonesia juga perlu fokus mengelola kelebihan khusus. Seperti panorama pantai yang indah dan udara dingin pegunungan. Karena anugerah lahiriah bagi Indonesia, kekuatan alami negara terbesar keempat di dunia ini. (Syarif Abdurrahman/Muiz)