Nasional

Hari Pohon Sedunia, LPBINU Kembali Ingatkan Kesadaran Menjaga Lingkungan

Kam, 21 November 2019 | 13:00 WIB

Hari Pohon Sedunia, LPBINU Kembali Ingatkan Kesadaran Menjaga Lingkungan

Foto: Greeners.co

Jakarta, NU Online
Peringatan Hari Pohon Sedunia yang jatuh tanggal 21 November menjadi pengingat bagi masyarakat di seluruh dunia akan pentingnya menanam pohon.  Berbicara tentang pohon tidak hanya bagaimana soal sandang, pangan, papan dari situ namun banyak hal terkait dengan keberadaan pohon, bahkan kebutuhan kertas pun berasal dari situ.

Ketua LPBINU M Ali Yusuf mengatakan hal itu terkait dengan peringatan Hari Pohon Sedunia, Kamis (21/11) di Jakarta. 

“Yang paling penting juga udara yang kita hirup itu menyediakan oksigen. Seperti kita ingat adigium hutan adalah paru-paru dunia. Itu pentingnya hari pohon. Kita harus lebih konsen untuk menjaga lingkungan dengan cara merawat pohon dan menanam pohon agar kebutuhan oksigen ini terpenuhi,” kata Ali.

Ali menyebutkan bahwa dari tahun ke tahun di Indonesia area hutan semakin habis karena adanya proses pembangunan, kebutuhan ekonomi, permukiman dan alasan lainnya. Namun, bukan artinya area menamam pohon harus hilang sama sekali. Pasalnya, masyarakat bisa membuat hutan kota atau tanaman kota, bahkan memanfaatkan lahan di sekitar rumah untuk menanam pohon.

Karenanya, menurut Ali, pemerintah harus mengajak masyarakat dan memberikan pemahaman kepada banyak pihak, agar generasi saat ini bisa memberikan yang lebih baik kepada generasi berikutna.

Sebagai lembaga penanganan bencana, LPBINU telah ikut berupaya mengajak masyarakat ke arah tersebut. Ali menegaskan isu bencana dan lingkungan tak bisa dipisahkan. Tugas PBINU turut meminimalkan risiko dan mencegah longsor.

“Aktivis penanggulangan bencana pasti sudah tahu bagaimana mengurangi risiko bencana misalnya yang terjadi di lereng gunung, jika tidak ada pohon penggatinya akan terjadi longsor,” imbuhnya.

Adanya bencana alam seperti tanah longso, merupakan tanda bahwa lingkungan yang berkontur lereng atau ketinggian butuh ditanami pohon yang kuat. Sementara tanah yang datar pun bisa ditanami pohon buah, sayuran yang semuanya mendukung untuk mengurangi jumlah zat karbondioksida. 

“Karbondioksida dari industri pabrik, asap kendaraan, itu hanya bisa ternetralisir dengan adanya Oksigen yang bersumber dari pepohonan,” kata Ali.

Karenanya, LPBINU menjadikan kesadaran menanam pohon juga sebagai salah satu aktivis utama. Kesadaran akan pentingnya pohon sejatinya telah ditanamkan sejak zaman Nabi. “Ada hadits yang mengisahkan larangan Nabi mencabut tanaman. Itu mengandung pesan menjaga keseimbangan ekosistem dan siklus alam,” pungkas Ali.

Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Abdullah Alawi