Nasional BULAN GUS DUR

Inaya Wahid Tegaskan soal Kunjungan Kerja Gus Dur ke Luar Negeri

Ahad, 13 Desember 2020 | 14:15 WIB

Inaya Wahid Tegaskan soal Kunjungan Kerja Gus Dur ke Luar Negeri

KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. (Foto: dok. istimewa)

Jakarta, NU Online

Siapa yang tak kenal dengan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur? Seorang kiai yang pernah menjabat sebagai kepala negara yang keempat republik ini. Saat sedang menjadi orang nomor satu di Indonesia, ia sering melakukan kunjungan kerja ke luar negeri. Sampai-sampai ada julukan baginya sebagai ‘Presiden Wisatawan’.


“Gus Dur presiden yang wisatawan karena seringnya lawatan ke luar negeri melebihi kepala negara Indonesia lainnya,” ungkap Inaya Wulandari Wahid, secara virtual, saat membuka agenda Ziarah Pemikiran bertajuk Gus Dur dan Ekonomi-Politik Internasional yang disiarkan langsung melalui halaman facebook KH Abdurrahman Wahid dan 164 Channel, pada Ahad (13/12). 


Perlu diketahui, Ziarah Pemikiran ini adalah rangkaian dari gelaran Temu Nasional (Tunas) Jaringan Gusdurian 2020 yang sudah dimulai sejak 7 Desember lalu dan akan berakhir pada 16 Desember mendatang. 


“Saya sering ditanya publik, sebenarnya apa sih yang dilakukan Gus Dur pada saat lawatan ke luar negeri? Pada saat menjadi presiden yang wisatawan itu, apakah Gus Dur hanya jalan-jalan atau karena ada hal-hal lain yang sangat penting untuk dilakukan,” sambung putri bungsu Gus Dur ini. 


Inaya ingat dalam sebuah lawatan ke Australia, Presiden Gus Dur menceritakan soal posisi Indonesia di antara negara-negara Asia Tenggara atau ASEAN yang lain. Dengan santainya, cucu Pendiri Nahdlatul Ulama itu berasumsi posisi Indonesia terbelakang.


“Pada saat itu Indonesia sedang dalam keadaan yang tidak baik, karena baru keluar dari rezim otoriter. Bahkan ada banyak konflik di dalam negeri seperti di Aceh dan Papua. Timor Leste baru saja lepas dari Indonesia,” tutur Inaya menguatkan ungkapan Gus Dur soal posisi Indonesia itu. 


“Tapi saya ingat sekali Gus Dur bilang begini: Ya, tapi sekarang posisi Indonesia masih lebih bagus lah. Untungnya ada Myanmar dan Laos. hahaha,” imbuhnya.


Seperti biasa, Gus Dur melempar joke atau candaan yang sangat sensitif. Namun menurut Inaya, ungkapan yang dikeluarkan Gus Dur itu sebenarnya bukan untuk merendahkan Myanmar dan Laos. 


“Tapi sebenarnya Gus Dur sedang memberikan sentimen perasaan senasib sepenanggungan, sehingga ketika Gus Dur membicarakan bagaimana membangun forum pasifik barat, itu menjadi sesuatu yang sangat logis dan masuk akal,” kata Inaya.


Di samping itu, Gus Dur juga mengajukan pembangunan poros China-Indonesia-India. Hal tersebut, tutur Inaya, bukan dilakukan dalam rangka bersaing untuk memperbanyak populasi. Namun sesungguhnya karena ada sesuatu yang jauh lebih besar dari itu.


Pada kesempatan Ziarah Pemikiran bertajuk Gus Dur dan Ekonomi Politik Internasional ini, hadir Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf dan Dosen Ilmu Politik Universitas Indonesia Hurriyah.  


Pewarta: Aru Lego Triono

Editor: Fathoni Ahmad