Nasional

Ini Hukum Baca Qunut saat Witir di Separuh Terakhir Ramadhan

Rab, 5 April 2023 | 22:00 WIB

Ini Hukum Baca Qunut saat Witir di Separuh Terakhir Ramadhan

Ilustrasi membaca doa qunut. (Foto: NU Online/Freepik)

Jakarta, NU Online 
Ramadhan sudah memasuki malam ke-15, pada Rabu (5/4/2023). Pada malam ini hingga terakhir nanti, sebagian besar umat Islam dan terutama Nahdliyin membaca doa qunut saat shalat witir pada rakaat terakhir.


Di dalam artikel NU Online berjudul Ini Hukum Qunut Witir Setelah Separuh Ramadhandijelaskan bahwa membaca doa qunut pada akhir shalat witir bukanlah sesuatu yang baru. 


Kebiasaan itu sudah berlangsung lama sejak masa Ubay Ibn Ka’ab, Umar Ibn Khatab, dan beberapa sahabat lain yang kerap membaca qunut di rakaat terakhir shalat witir pada malam separuh sampai akhir Ramadhan. 


Para ulama mazhab Syafi'i menghukumi sunnah membaca doa qunut pada rakaat terakhir shalat witir di separuh terakhir Ramadhan. Sebagian pendapat ada yang membolehkan qunut sepanjang Ramadhan, tetapi pendapat yang paling kuat dalam mazhab Syafi’i adalah qunut dikhususkan pada separuh akhir Ramadhan.


Salah satunya adalah Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar. Ia menganggap qunut di akhir witir pada separuh akhir Ramadhan adalah sunnah. Namun ia mengakui bahwa telah terjadi perbedaan pendapat para ulama di kalangan Syafi'iyyah. 


"Menurut kami, disunnahkan qunut di akhir witir pada separuh akhir Ramadhan. Ada juga dari kalangan kami (Syafi’iyyah) yang berpendapat, disunnahkan qunut di sepanjang Ramadhan. Kemudian ada pula yang berpendapat bahwa disunnahkan qunut di seluruh shalat sunnah. Ini menurut mazhab Abu Hanifah. Namun yang baik menurut madzhab kami adalah model yang pertama, yaitu qunut pada separuh akhir Ramadhan," kata Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar.


Berikut teks lengkap doa qunut beserta latin dan terjemahnya:


اَللّهُمَّ اهْدِنَا فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنَا فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنَا فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لًنَا فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنَا شَرَّمَا قَضَيْتَ فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ


تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ 


Allahummahdinâ fî man hadait. Wa ‘âfinâ fî man ‘âfait. Wa tawallanâ fî man tawallait. Wa bâriklanâ fî mâ a‘thait. Wa qinâ syarra mâ qadhait. Fa innaka taqdhî wa lâ yuqdhâ ‘alaik. Wa innahû lâ yazillu man wâlait. Wa lâ ya‘izzu man ‘âdait.


Tabârakta rabbanâ wa ta‘âlait. Fa lakal hamdu a’lâ mâ qadhait. Wa astagfiruka wa atûbu ilaik, wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alâ âlihi wa shahbihi wa sallam 


Artinya: “Ya Allah, berikanlah petunjuk kepada kami sebagaimana mereka yang telah Engkau tunjukkan. Dan berilah kesehatan kepada kami sebagaimana mereka yang Engkau telah berikan kesehatan. Dan peliharalah kami sebagaimana orang yang telah Engkau peliharakan.


Dan berilah keberkahan kepada kami pada apa-apa yang telah Engkau karuniakan. Dan selamatkan kami dari bahaya kejahatan yang Engkau telah tentukan. Maka sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan terkena hukum. Maka sesungguhnya tidak hina orang yang Engkau pimpin. Dan tidak mulia orang yang Engkau memusuhinya.


Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha tinggi Engkau. Maha bagi Engkau segala pujian di atas yang Engkau hukumkan. Aku memohon ampun dari Engkau dan aku bertaubat kepada Engkau. (Dan semoga Allah) mencurahkan rahmat dan sejahtera untuk junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.” 


Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Syamsul Arifin