Bekasi, NU Online
Diskusi soal konsep baru kemandirian ekonomi Indonesia Lakpesdam NU menghadirkan empat tokoh turut menjadi narasumber pada forum tersebut, antara lain Anggota Staf Kepresidenan (KSP), Ahmani Erani Yustika, Ekonom, Luwarso, Ketua Lajnah Iqtisodiyah Idarah Aliyah JATMAN, Bramada Winiar, dan Seknas Fitra Misbahul Hasan.
Isu yang menjadi pembahasan diskusi bersama para pengurus Lakpesdam se Indonesia itu yakni merancang arus baru perekonomian nusantara.
Seknas Fitra, Misbahul Hasan menuturkan prinsip prinsip-penting dalam berbangsa dan bernegara adalah pengaturan atau sistem dalam kehidupan masyarakat yaitu harus tegak lurus dengan konstitusi.
Hal tersebut dikemukakan pada Halaqah Nasional di kegiatan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Nahdlatul Ulama (Lakpesdam NU) di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Luar Negeri (Cevest) Kota Bekasi, Jawa Barat, Ahad (23/12).
Menurutnya, untuk mengetahui bagaimana kondisi ekonomi Indoensia sangat mudah, yaitu dengan mengecek point-point dalam konstitusi tersebut. “Apakah pembangunan ekonomi kita sudah menyimpang atau lurus itu gampang diceknya, dicek saja dalam api konstitusi,” ujarnya
Ia menjelaskan, ada sekitar 6 pasal dalam Undang undang dasar 1945 yang menjelaskan soal perokonmian Indonesia. Misalnya, dalam pasal 23 menjabarkan soal aturan keuangan negara yang harus digunakan seoptimal mungkin atau dalam bahasa NU berkah (keberkahan).
“Kemudian, dalam pasal selanjutnya yang menyatakan soal kesejahteraan umum, setiap warga negara berhak mendapat pekerjaan, pada pasal 27 itu di dalamnya termaktub subtansi yang luar biasa, karena di situ ada insentif material maupun non material,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Lajnah Iqtisodiyah Idarah Aliyah JATMAN, Bramada Winiar, berpesan kepada ratusan Pengurus Cabang Lakpesdam NU untuk mulai melakukan konsep kemandirian ekonomi.
Menurut dia, konsep tersebut sangat mudah yakni dengan memulai melakukan wirausaha secara mandiri tidak bergantung kepada hal apapun. Itu dapat dilakukan dengan memanfaatkan alam sekitar atau peluang di lingkungannya masing masing.
“Seperti yang sudah kami lakukan saat ini, kami membangun usaha ternak dan sekarang sudah lumayan bisa bermanfaat untuk perkeonomian JATMAN,” ucapnya.
Kemudian, ekonom Indonesia, Luwarso mengatakan, ada 5 point yang harus dilakukan untuk merumusan arus baru ekonomi Indonesia, yakni implementasi konsep ekonomi syariah, menempatkan kedaulatan pangan dan energi, ekosistem yang inklusi, penerapan energi digital, dan digital industri.
“Ekonomi syariah di kita (Indonesia) jauh lebih kecil dibanding yang umum, semuanya konvensional,” ujarnya.
Ia sangat yakin NU bisa menerapkan konsep tersebut, sehingga arus ekonomi Indonesi bisa tercipta dan terlaksana seperti konsep yang dirumuskan oleh Lakpesdam NU (Red: Muiz)