Jakarta, NU Online
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Ai Maryati Shalihah berpendapat ajakan sejumlah pihak untuk menonton film bermuatan sejarah, termasuk G30S/PKI, perlu diapresiasi. Namun, ia memberi catatan khusus ketika yang diajak nonton itu anak-anak.
Menurut dia, orang dewasa, terutama orang tua dan guru, penting untuk mendampingi mereka saat menonton film itu.
“Mengapa perlu didampingi? Karena kalau anak-anak usia SD dan SMP tentu rentan meniru adegan-adegan sadis dan penuh kekerasan. Kalau usia SMA, mereka akan kritis meski perlu banyak penjelasan,” jelasnya ketika ditanya NU Online di Jakarta, Selasa (26/9).
Lebih lanjut, perempuan kelahiran Cianjur, Jawa Barat yang pernah menjadi Ketua Umum KOPRI PB PMII ini menjelaskan sisi pendampingan guru dan orang tua.
“Pendampingan yang dimaksud dengan menjadi partner dialog anak-anak ini. Apa kontennya, diarahkan pada rasa nasionalisme dan penghargaan pada para pahlawan bangsa. Sebuah film sangat efektif membangun opini dan kesadaran,” jelasnya.
Ia menambahkan, orang tua dan guru juga harus bersikap moderat, demokratis, terbuka pada perbedaan pendapat saat mendampingi anak menontonnya. Juga membuka ruang partisipasi anak untuk bicara berpendapat dan mengemukakan perasaannya.
Orang tua dan guru, sambungnya, tidak boleh mengarahkan mereka untuk menumbuhkan dendam kesumat kepada pihak tertentu. (Abdullah Alawi)