Nasional

Ini Perjuangan Gus Mus Hadiri Hari Ketiga Tahlilan Mbah Moen

Kam, 8 Agustus 2019 | 23:15 WIB

Ini Perjuangan Gus Mus Hadiri Hari Ketiga Tahlilan Mbah Moen

Dua Mustasyar PBNU KH Maimoen Zubair dan KH A. Mustofa Bisri

Jakarta, NU Online
Sudah tiga hari Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar, Karangmangu, Sarang, Rembang KH Maimoen Zubair berpulang ke Rahmatullah. Banyak orang terhenyak atas peristiwa itu. Kabar itu menjadi perbincangan warganet sampai menjadj trending di media sosial Twitter.

Tak sedikit juga yang mengungkapkan duka citanya yang mendalam. Mereka juga menyertakan berbagai kisah yang begitu berkesan dengan sosok yang begitu luas dan dalam ilmunya itu.

Doa juga terus mengalir. Di hari ketiga wafatnya Mbah Moen, KH Ahmad Mustofa Bisri bertolak ke Sarang, kediaman almarhum, untuk mengikuti doa bersama.

"Malam ini habis Maghrib berangkat ke Sarang,  untuk mengikuti Doa Bersama 3 hari wafatnya KH. Maemoen Zubeir, rahimahullãh," tulis kiai yang akrab disapa Gus Mus itu pada Kamis (8/8) malam.

Meski sama-sama tinggal di Rembang, jarak rumah keduanya cukup berjauhan. Pantauan NU Online berdasarkan Peta Google, kediaman Gus Mus di Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah dengan Sarang berjarak 49 KM.

Masih menurut Peta Google, perjalanan yang dibutuhkan oleh kiai yang dikenal sebagai budayawan itu untuk sampai di Sarang sekitar satu jam.

Namun, seperti yang sudah Gus Mus perkirakan, jalanan macet parah. "Masuk Sarang, seperti sudah diperkirakan sebelumnya, jalan macet cet," lanjutnya.

Tak ingin terlambat mengikuti pembacaan doa bersama, Gus Mus menerima tawaran santri untuk bonceng motor guna menembus kemacetan yang didominasi truk-truk bermuatan besar di jalanan Pantura.

"Maka agar tidak terlalu telat, aku terima ide santri yang menawarkan agar mbonceng motornya. Jadilah aku membonceng motor, menembus deretan truk-truk di kiri-kanan jalan," tulisnya.

Kontan, Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu langsung membaca shalawat selain karena mengetahui malam tersebut adalah malam Jumat, waktu yang begitu disunahkan melafalkan shalawat.

"Maka selawat pun spontan kurapalkan, kali ini tidak hanya karena sadar bahwa malam ini malam Jum'at," catatnya diikuti emotikon wajah senyum.

Gus Mus menutup unggahannya dengan membaca shalawat. "Allãhumma shalli wasallim wabãrik  'alã Sayyidinã Muhammad wa'alä ãlihi washahbihi ajma'iin," pungkasnya. (Syakir NF/Abdullah Alawi)