Nasional

Istana Negara Kembali Menggelar Zikir dan Doa Kebangsaan Setelah Pandemi

Sen, 1 Agustus 2022 | 20:01 WIB

Istana Negara Kembali Menggelar Zikir dan Doa Kebangsaan Setelah Pandemi

Ketua penyelenggara KH Musthofa Aqil Siroj menyampaikan sambutan pada acara zikir dan doa kebangsaan 77 tahun Indonesia merdeka di halaman Istana Merdeka, Senin (1/8/2022) malam.

Jakarta, NU Online

Zikir dan doa kebangsaan diselenggarakan kembali di halaman depan Istana Negara RI, Senin (1/8/2022) malam. Zikir dan doa kebangsaan yang diadakan pada setiap Agustus beberapa tahun belakangan ini sempat dihentikan selama masa pandemi Covid-19.


Zikir dan doa kebangsaan ini diikuti oleh para ulama dan kiai dari berbagai penjuru negeri. Kali ini zikir dan doa kebangsaan 77 Tahun Indonesia Merdeka diselenggarakan pada 1 Agustus 2022 malam ini.


Kegiatan zikir dan doa kebangsaan ini diadakan dalam rangka mengajak masyarakat untuk bermunajat melantunkan doa agar Allah memberikan kemudahan dan jalan keluar atas masalah kenegaraan dan masalah bangsa baik persoalan ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan negara.


Ketua penyelenggara KH Musthofa Aqil Siroj mengatakan, alhamdulillah zikir dan doa bersama ini merupakan pengantar yang baik di tengah inisiatif pemerintah yang melibatkan semua elemen bangsa untuk bergotong-royong dalam memulihkan kondisi ekonomi yang terpuruk karena Covid-19.


“Semoga Allah memberikan kekuatan bagi kita semua dan mengeluarkan kita dari ujian ini,” kata Kiai Musthofa Aqil.


Sekretaris Majelis Dzikir Hubbul Wathan (MDHW) Ahyad Alfidai mengatakan, zikir tidak hanya dimaknai sebagai ingat kepada Allah sebagai pencipta, tapi juga bermakna yang lebih dalam, yaitu pengakuan sebagai hamba Allah yang lemah, bodoh, dan hina.


Menurutnya, sebagai makhluk yang mendapat amanah untuk mengelola alam semesta (khalifatullah fil ardh), manusia membutuhkan petunjuk, kekuatan, pertolongan, dan perlindungan-Nya.


Ia menambahkan, bangsa Indonesia dikaruniai oleh Allah swt berupa alam yang memesona, subur nan permai. Tentu tidak akan mampu mewujudkan cita-cita sebagai Indonesia Maju dalam bingkai negeri yang tenteram dan sejahtera atau baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur tanpa pertolongan Allah swt.


“Di sinilah relevansi zikir dan doa kebangsaan dengan mencari solusi problematika bangsa. Allah telah berfirman pada Surat Al-Baqarah ayat 157 dan Surat Ibrahim ayat 7.


Kita, Ahyad menambahkan, baru saja diuji dengan pandemi Covid-19, yang cukup menggoyahkan sendi-sendi ekonomi dan kehidupan berbangsa. Upaya pemerintah dalam mengatasi persoalan ini harus diapresiasi.


Tanpa kesadaran bersama seluruh warga bangsa, kita tidak tahu apa yang akan terjadi. “Mari kita bersama berzikir dan berdoa kepada Ilahi agar ibu pertiwi, negeri yang kita cintai, pulih lebih cepat bangkit lebih kuat,” kata Ahyad. 


Red: Alhafiz Kurniawan