Nasional

Jangan Kebencian kepada Pihak Berbeda Membuatmu Tak Adil

NU Online  ·  Ahad, 9 Oktober 2016 | 09:26 WIB

Bandarlampung, NU Online
Siapa pun yang termasuk umat Islam di mana pun berada, merasa sebagai mayoritas atau minoritas, dalam pergaulan dengan sesamanya atau dengan nonmuslim, wajib mendahulukan akhlak yang mulia. Seperti wajibnya bersopan santun dalam menulis, bertutur kata maupun dalam bersikap.

Dalam berbeda pendapat saat berdebat pun umat Islam harus lebih santun. Sikap sebaliknya seperti kasar dan menyakiti hati dalam tulisan, perkataan atau perbuatan justru selain pasti menodai kehormatan pribadinya sebagai muslim juga memporak-porandakan keharmonisan antarsesama.

Demikian dinyatakan Rais Syuriyah PBNU H. Ahmad Ishomuddin atau yang akrab dipanggil Gus Ishom melalui akun media sosial miliknya, Ahad (9/10).

Menurutnya, sikap dasar yang mestinya dipegang siapa saja sebagai penganut agama apa pun, dalam setiap pergaulan antarmereka adalah memandang orang lain dengan pandangan kasih sayang atau penghormatan, bukan hubungan yang dilandasi oleh kebencian, rasa curiga dan apalagi saling merendahkan.

"Memupuk kebencian dan dendam kesumat karena tidak menghargai perbedaan sebagai takdir Tuhan yang tidak terhindarkan itu akan berbuah permusuhan atau bahkan pertumpahan darah yang sama sekali tidak ada manfaatnya bagi kehidupan bersama," tegasnya.

Gus Ishom menilai keliru seorang Muslim yang dalam pergaulannya berupaya memaksakan pendapat dan kehendaknya kepada orang lain karena merasa paling suci dan benar, sebagaimana sangat keliru jika sampai memaksa nonmuslim untuk berkeyakinan sama dengan dirinya.

Perbedaan keyakinan dan agama atau tafsirnya, menurut kiai muda ini, seharusnya tidak meniscayakan terjadinya ketegangan, saling curiga apalagi saling bermusuhan. Oleh karena itu, sikap moderat atau tawassuth dalam beragama perlu terus dipupuk.

Ia mencontohkan bahwa vonis kafir itu seringkali dilontarkan kepada sesama Muslim oleh orang-orang yang kurang berilmu namun memiliki semangat beragama yang terlalu melambung tinggi. Padahal, vonis kafir kepada siapa pun itu tidak pernah membawa manfaat apa pun, kecuali hanya membuahkan saling bermusuhan dan menebar kebencian.

"Jika pun tak mampu menghindari rasa benci, namun janganlah berlebihan dalam membenci seseorang atau kelompok lain. Sebagaimana kecintaan yang berlebihan pun mampu membuat kita kehilangan sikap adil menjadi dzalim kepada orang lain," tambahnya.

Lebih lanjut Ia mengingatkan bahwa kebencian yang berlebihan itu membuat kita menjadi mudah berdusta, tidak jujur dan tidak pula obyektif dalam menilai pernyataan dan kinerja orang lain, menutupi kebenaran dan mengingkari prestasi-prestasi positif yang nyata-nyata dilakukan oleh pihak lain.

"Setiap kebencian karena kedengkian itu menimbulkan kegaduhan, fitnah dan mengungkapkan keburukan-keburukan yang bahkan sebenarnya tidak pernah dimaksudkan atau dilakukan oleh orang lain itu," pungkasnya. (Muhammad Faizin/Mahbib)