Profil Nadiem Makarim, dari Pendiri Gojek hingga Dugaan Korupsi Pengadaan Chromebook di Era Jokowi
NU Online · Rabu, 16 Juli 2025 | 17:00 WIB
Haekal Attar
Penulis
Jakarta, NU Online
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Kabinet Indonesia Maju (KIM) Nadiem Anwar Makarim (NAM), kembali menjadi sorotan karena dugaan korupsi dalam program digitalisasi pendidikan di Kemendikbudristek. Pertama kali ia diperiksa selama 12 jam oleh Jampidsus Kejagung terkait pengadaan laptop Chromebook senilai Rp9,982 triliun dari APBN tahun anggaran 2020-2022 pada Senin (23/6/2025) lalu.
Pada pemeriksaan kedua, Dirdik Jampidsus Kejagung Abdul Qohar belum mengungkapkan secara jelas status hukum NAM dalam kasus dugaan korupsi tersebut, karena penyidik masih melakukan pendalaman terhadap alat bukti. Meskipun demikian, empat orang telah ditetapkan sebagai tersangka, yakni mantan Staf Khusus NAM serta sejumlah pejabat di lingkungan Kemendikbudristek, pada Selasa (15/7/2025).
Keempat orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka adalah mantan Direktur SMP Kemendikbudristek MUL (Mulyatsyah), mantan Direktur Sekolah Dasar Kemendikbudristek SW (Sri Wahyuningsih), konsultan teknologi di Kemendikbudristek IBAM (Ibrahim Arief), serta mantan Staf Khusus Mendikbudristek JT (Jurist Tan). JT hingga saat ini diketahui masih berada di luar negeri.
Biografi Keluarga dan Pendidikan
NAM merupakan putra dari pasangan Nono Anwar Makarim, seorang praktisi hukum sekaligus aktivis, dan Atika Algadri. Ia lahir di Singapura pada 4 April 1984. Nadiem adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Kakak pertamanya, Rayya Makarim, dikenal sebagai sosok yang menekuni dunia perfilman, sementara kakak keduanya, Hana Makarim, menjalani karier sebagai pengusaha di bidang kuliner.
Belum banyak informasi tentang di mana NAM menempuh pendidikan dasar (SD) dan menengah pertama (SMP). Namun, pada 2002, ia melanjutkan Sekolah Menengah Atas (SMA) di United World College of Southeast Asia, Singapura. Usai lulus SMA, NAM diterima di Brown University, Amerika Serikat, salah satu kampus Ivy League dan mengambil jurusan Hubungan Internasional. Ia juga sempat mengikuti program pertukaran pelajar di London School of Economics, Inggris.
Setelah lulus dari Brown University, NAM melanjutkan studi ke Harvard Business School dan meraih gelar MBA, mengikuti jejak ayahnya yang juga lulusan Harvard. Dalam berbagai kesempatan, ia mengaku dekat dengan Anthony Tan, CEO Grab, yang dikenalnya saat sama-sama menempuh pendidikan di Harvard.
Karir Pekerjaan hingga Dirikan Gojek
Karir pekerjaannya juga bervariasi, sebelum mendirikan Gojek, NAM memulai karier profesionalnya di Indonesia selama tiga tahun sebagai konsultan di McKinsey & Company, firma manajemen global. Ia kemudian turut mendirikan Zalora Indonesia dan menjabat sebagai co-founder sekaligus managing editor. Selanjutnya, Nadiem bergabung dengan Perusahaan Pembayaran Digital, KartuKu dan menjabat sebagai Chief Innovation Officer (CIO) selama 2013-2014.
Popularitas NAM mulai melejit sejak ia mendirikan Gojek, sebuah perusahaan layanan transportasi berbasis aplikasi yang resmi berdiri pada 13 Oktober 2010. Di masa awal, Gojek hanya bermitra dengan sekitar 20 pengemudi. Namun, titik balik terjadi pada 2014 ketika Nadiem mulai menarik perhatian investor. Berkat suntikan dana tersebut, Gojek merilis aplikasinya secara resmi di Android dan iOS pada 7 Januari 2015.
Perusahaan ini kemudian tumbuh pesat dengan dukungan pendanaan dari sejumlah investor besar, seperti NSI Ventures dan Sequoia Capital pada 2015. Setahun kemudian, Gojek kembali memperoleh pendanaan besar senilai 550 juta USD.
Puncaknya, pada 2019 Gojek mencapai valuasi sebesar 10 miliar dolar AS. Status decacorn pun disematkan padanya, menjadikan Gojek salah satu perusahaan teknologi dan layanan transportasi terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Nadiem Makarim pertama kali diangkat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan oleh Presiden Joko Widodo Pada 23 Oktober 2019. Melalui keputusan Badan Musyawarah (Bamus) DPR yang merujuk pada surat Presiden Nomor R-14/Pres/03/2021, ia kemudian ditunjuk untuk memimpin Kemendikbudristek, kementerian hasil penggabungan antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Kementerian Riset dan Teknologi.
Saat menjabat sebagai Mendikbud pemerintahan Jokowi, Nadiem Makarim meluncurkan kebijakan Merdeka Belajar, salah satunya dengan menghapus Ujian Nasional (UN) mulai tahun ajaran 2021. UN terakhir digelar pada 2020, dan keputusan ini tercantum dalam Surat Edaran Mendikbud Nomor 1 Tahun 2021 yang diterbitkan di tengah lonjakan kasus Covid-19.
Sebelumnya, wacana tersebut juga pernah dicetuskan pada masa kepemimpinan Anies Baswedan sebagai Mendikbud, UN sudah tidak lagi menjadi penentu kelulusan siswa sejak 2015. Kelulusan ditentukan oleh sekolah melalui rapat dewan guru.
Sebagai gantinya, pemerintah memperkenalkan Asesmen Nasional, atau alat ukur baru untuk mengevaluasi mutu pendidikan lewat Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), survei karakter, dan survei lingkungan belajar, tanpa dijadikan acuan kelulusan siswa.
Terpopuler
1
Santri Kecil di Tuban Hilang Sejak Kamis Lalu, Hingga Kini Belum Ditemukan
2
Pastikan Arah Kiblat Tepat Mengarah ke Ka'bah Sore ini
3
Sound Horeg: Pemujaan Ledakan Audio dan Krisis Estetika
4
Perbedaan Zhihar dan Talak dalam Pernikahan Islam
5
15 Ribu Pengemudi Truk Mogok Nasional Imbas Pemerintah Tak Respons Tuntutan Pengemudi Soal ODOL
6
Operasional Haji 2025 Resmi Ditutup, 3 Jamaah Dilaporkan Hilang dan 447 Meninggal
Terkini
Lihat Semua