Nasional

Juni Masih Hujan? Ini Penjelasan dari BMKG

Jum, 10 Juni 2022 | 23:30 WIB

Juni Masih Hujan? Ini Penjelasan dari BMKG

Marlin Denata dari BMKG menjelaskan tentang prakiraan cuaca. (Foto: Tangkapan layar YouTube BMKG)

Jakarta, NU Online
Memasuki pertengahan Juni, banyak daerah di Indonesia yang masih mengalami hujan. Hal ini sering membuat masyarakat heran. Sebab, biasanya Juni sudah memasuki musim kemarau.


Menanggapi hal ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui video terbaru yang diunggah melalui kanal YouTube Info BMKG pada Jumat (10/6/2022) menjelaskan fenomena ini.


Dalam penjelasan BMKG yang disampaikan oleh Marlin Denata, penyebab adanya peningkatan curah hujan di berbagai wilayah Indonesia disebabkan adanya penguatan intensitas La Nina menjadi moderat (sedang) dengan nilai -1,05 (minus satu koma nol lima).


“Penguatan kembali La Nina sejak awal Maret telah meningkatkan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia. Di mana beberapa daerah yang seharusnya sudah berada pada masa peralihan menuju musim kemarau masih mengalami hujan dengan intensitas yang cukup tinggi,” jelasnya.


“Prediksi BMKG, kondisi La Nina akan menjadi lemah hingga netral pada periode Juli, Agustus, hingga September 2022,” tambah Marlin.


Ia melanjutkan, faktor lain yang menjadi penyebab masih adanya pembentukan awan adalah masih aktifnya Monsun Asia di periode Dasarian I Juni 2022 dan diprediksi mulai melemah atau tidak aktif pada periode Dasarian II dan Dasarian III Juni 2022.


“Hal ini berarti potensi pembentukan awan di wilayah utara Indonesia pada Dasarian I Juni 2022 masih cukup besar,” ungkapnya.


Selain itu, BMKG juga memprediksi adanya angin lapisan 850 milibar pada Juni hingga Agustus 2022 menunjukkan Monsun Australia akan aktif dan mendominasi seluruh wilayah Indonesia.


“Hal ini berarti bahwa potensi pertumbuhan awan-awan hujan akan berkurang, yang berarti juga musim kemarau akan tiba di sebagian besar wilayah Indonesia,” bebernya.


Prediksi kemarau
Dikatakannya, berdasarkan pantauan terkini analisis perkembangan musim kemarau, saat ini ada sebanyak 26,6% dari total jumlah ZOM (zona musim, red) wilayah Indonesia sudah pada periode musim kemarau, sementara wilayah lainnya masih berada pada periode musim hujan dan masa peralihan musim.


Beberapa wilayah Indonesia yang saat ini sedang mengalami musim kemarau meliputi Aceh bagian utara dan timur, sebagian Riau, pesisir utara Banten, pesisir utara Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, sebagian Jawa Timur, sebagian Bali.


“Sebagian besar NTB-NTT, sebagian Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat bagian timur, Sulawesi Tengah bagian barat, Sulawesi Utara bagian selatan, Papua Barat bagian utara, dan Papua bagian selatan,” ujarnya.


Sedangkan untuk wilayah yang diprediksi akan memasuki musim kemarau pada Juni meliputi sebagian besar Sumatra, sebagian Banten, Jawa Barat bagian tengah dan selatan, Jawa Tengah bagian tengah, Jawa Timur bagian timur.


“Kalimantan Tengah bagian timur, Kalimantan Timur bagian selatan, Kalimantan Selatan bagian utara, Sulawesi Barat bagian selatan, Sulawesi Selatan bagian barat dan selatan, Maluku bagian selatan, sebagian Papua Barat bagian utara, dan Papua bagian tengah,” paparnya.


“Itulah tadi sobat update La Nina dan juga perkembangan musim kemarau 2022,” imbuh Marlin.


Di akhir, ia juga menjelaskan faktor lain yang bisa mempengaruhi peningkatan hujan di suatu wilayah.


“Selain yang telah kami jelaskan, perlu juga diketahui bahwa peningkatan hujan harian di beberapa wilayah Indonesia juga dipengaruhi oleh dinamika atmosfer harian dan kondisi atmosfer lokal di suatu wilayah,” pungkasnya.


Kontributor: Ahmad Hanan
Editor: Musthofa Asrori