Nasional

Kasih Lintas Indonesia Membantu, Berbagi Tanpa Batas Perbedaan Agama

Sen, 31 Oktober 2022 | 06:00 WIB

Kasih Lintas Indonesia Membantu, Berbagi Tanpa Batas Perbedaan Agama

Yayasan Kasih Lintas Indonesia Membantu menggelar pengobatan gratis, pembangunan tempat ibadah, pembagian makanan siap saji dan juga bantuan kebencanaan. (Foto: NU Online/Nidlom)

Jakarta, NU Online

Pandemi yang merebak di Indonesia sejak awal 2020 telah memukul banyak sektor di Indonesia mulai bidang kesehatan, ekonomi dan sosial. Banyak pegawai dan buruh terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) sehingga membuat kondisi warga terpuruk, pengangguran dan kemiskinan meningkat diperparah dengan kondisi kesehatan yang tidak terprediksi. 


Melihat keterpurukan itu, para relawan yang peduli dengan dampak yang terjadi menginisiasi terbentuknya sebuah yayasan yang dinamai Kasih Lintas Indonesia Membantu (LIM). Yayasan non profit ini didirikan sejak 10 Mei 2021 dengan misi  kemanusiaan untuk membantu dan berbagi kepada sesama yang membutuhkan.


Menurut pengurus Yayasan Kasih Lintas Indonesia Membantu, Ainun Sabri, saat ini yayasan tempat dirinya bernaung  menjalankan kegiatan sosial di berbagai lokasi tanpa memandang sasaran yang dibantu apa latar belakang mereka, karena fokus utamanya adalah kemanusiaan. 


Kasih Lintas Indonesia Membantu menggelar bakti sosial berupa pengobatan gratis, pembangunan tempat ibadah, pembagian makanan siap saji dan juga bantuan kebencanaan. 


Salah satu aktivitas pengobatan gratis dilakukan di Pesantren Madinatul Ulum Al Irsyadiyah di Kelurahan Cibeuteung Udik, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada bulan September lalu. Total ada sekitar 300 warga yang memeriksakan diri serta konsultasi kesehatan. Selain kegiatan pengobatan dan pemeriksaan kesehatan, penyelenggara juga memberikan kupon doorprise bagi masyarakat yang turut serta. 


Ada bermacam-macam hadiah yang diberikan seperti minyak goreng, mie instan, roti kaleng, kaos, peralatan rumah tangga, dan lainnya. Hadiah-hadiah ini menjadi bonus penggembira tambahan bagi para peserta yang tidak disangka-sangka.


"Sebelum di pondok pesantren di Bogor, kegiatan bakti sosial dilaksanakan di sebuah vihara di Tangerang Selatan, Kecamatan Neglasari, yakni Vihara Yan Seng Bio," ujar perempuan yang berdomisili di Jalan Serua Raya, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok itu. 


Perempuan yang akrab disapa Mbak Nung itu mengisahkan pengalaman mengharukan saat melaksanakan bakti sosial di Vihara yang terletak di daerah yang dikenal sebagai miniatur Indonesia karena toleransi dan keberagamannya. Saat itu tengah hari memasuki waktu sembahyang Dzuhur, karena lokasinya di vihara, dia sempat bingung harus shalat di mana. 


"Pas mau shalat zuhur aku nanya lah sama relawan yang mengerti vihara itu. Eh ditunjukin musholla cantik lengkap dengan tempat wudhu yang nyaman yang lokasinya ada di dalam vihara," ujarnya mengisahkan. 


Dirinya mengaku kaget dan tidak menyangka ada musholla yang dibangun di dalam vihara. Apalagi, dari bangunannya tidak asal dibangun, atau sekadar ada tapi benar-benar dibangun dengan bagus dan lengkap. 


Selain vihara yang berada di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) Yayasan Kasih Lintas Indonesia Membantu turut mendukung praktik moderasi beragama yang ada di Kampus Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa) Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Lemdiklat) Polri di Sukabumi. 


Vihara yang diberi nama Karuna Paramita itu menjadi bagian implementasi moderasi beragama dan pembelajaran toleransi karena sebelumnya di sana sudah berdiri beberapa fasilitas agama mulai masjid, gereja dan pura. Kemudian, seiring berjalannya waktu ternyata mahasiswa yang menimba ilmu di kampus ini semakin beragam dengan adanya siswa yang beragama Budha dan Khonghucu. Fasilitas ibadah yang ada pun bisa digunakan oleh masyarakat luas tidak terkhusus untuk mahasiswa kampus. 


Dikutip dari Radar Sukabumi, Kepala Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa) Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Lemdiklat) Brigjen Pol Mardiaz Kusin Dwihananto mengaku inisiatif pembangunan vihara ini dilakukan sebagai bentuk menjunjung toleransi kebebasan umat beragama dengan membangun sarana ibadah. 


“Alhamdulilah dukungan dari berbagai pihak termasuk Pemerintah Kota Sukabumi dan juga Yayasan Kasih Lintas Indonesia Membantu terhadap pembangunan Vihara ini. Kami berharap kedepannya, Vihara ini dapat dirawat serta dimanfaatkan sebaik-baiknya. Bukan hanya sebagai rumah ibadah tetapi juga menjadi sarana pendidikan penanaman nilai-nilai toleransi dalam kehidupan beragama,” ujarnya. 


Lebih lanjut, karena dasar bakti sosial yang dilakukan Lintas Indonesia Membantu adalah kemanusiaan, maka implementasi bantuan dilakukan menyasar semua golongan, tanpa tersekat oleh perbedaan pandangan, suku dan juga agama. Sehingga, tidak hanya memberikan bantuan di pondok pesantren, vihara, tapi juga memberikan dukungan pada penyelenggaraan kegiatan di panti orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang basis pengasuhnya pemimpin rohani Kristen. 


Salah satu relawan yang turut dalam aksi-aksi sosial yang dilakukan oleh Yayasan Lintas Indonesia Membantu, Binty Khoiriyah, mengaku salut dengan aksi kemanusiaan yang dilakukan oleh yayasan ini. Oleh karena itu dia tertarik untuk turut serta bergabung setelah mengetahui derma-derma yang diberikan. 


"Saya jadi relawan Yayasan Kasih Lintas Indonesia Membantu (LIM) karena memang tertarik dengan aktivitas berbagi, ya kalau memang tidak bisa membantu dengan duit, ya yang bisa dilakukan dengan memberi tenaga," ucap dia.


"Saya keliling-keliling membagikan makanan di jalan-jalan, di pasar-pasar sekitar daerah Parung dengan sasaran pemulung, anak-anak jalanan, kuli panggul, pedagang keliling, dan tuna wisma," imbuh Binti.


Binty menambahkan, awalnya hanya dirinya yang menjadi relawan, tapi akhirnya ada tetangga-tetangganya yang juga ikut serta menyumbang tenaga. "Kita merasa berbagi itu memberikan kebahagiaan, sehingga tidak merasa lelah meski harus berkeliling untuk mendiskusikan makanan siap saji," pungkas perempuan yang juga dosen di Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) ini. 


Penulis: Nidlomatum MR

Editor: Fathoni Ahmad

 

======================

Liputan ini hasil kerja sama dengan Biro Humas, Data, dan Informasi Kementerian Agama RI