Nasional

Kemenag RI Teliti Folklor Keagamaan Nusantara

Rab, 16 Oktober 2019 | 08:15 WIB

Kemenag RI Teliti Folklor Keagamaan Nusantara

KepalaPusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Lektur Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Republik Indonesia Muhammad Zain (Foto: NU Online/Abdullah Alawi

Bogor, NU Online 
Kementerian Agama Republik Indonesia melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Lektur Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi Badan Litbang dan Diklat melakukan penelitian follor keagamaan yang ada di Nusantara, baik yang bersumber dari ajaran Islam dan ajaran agama lainnya. 

Menurut Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Lektur Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Republik Indonesia Muhammad Zain, tema besar yang digali dari folklor-foklor tersebut adalah tentang moderasi atau harmoni dalam kehidupan beragama atau suku bangsa. 

“Penelitian folklor yang dikumpulkan sudah banyak banget, jumlahnya ribuan,” ungkap Muhammad Zain di sela Seminar Hasil Penelitian Folklor Keagamaan Nusantara di Hotel Swiss Bell, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin dan Selasa (14-15/10).

Menurut Zain, folklor memiliki fungsi dalam melanjutkan tradisi intelektual dari satu generasi ke gernerasi berikutnya. Tak hanya itu, folklor juga menunjukan kecerdasan otentik dalam sebuah bangsa. 

“Dari ragam folklor, Indonesia kaya dengan budaya, kedua, kaya dengan imajinasi, dan mengandung pesan-pesan luhur. Foklor ini juga mnunjukkkan kepada dunia bahwa orang Indonesia punya peradaban tinggi seperti Arab, India, China,” jelasnya. 

Namun, kata Zain, saat ini folklor-folklor tersebut masih dalam bentuk arsip penelitian sehingga belum termanfaatkan dengan baik oleh masyarakat. Karena itu, pihaknya berencana mempublikasikannya dalam bentuk yang mudah diterima, terutama oleh generasi muda. 

Caranya kata dia, akan mengundang ahli bahasa, untuk memberikan saran penyajiannya agar tidak sia-sia. 

“Saya minta dari sekian ribu folklor itu diseleksi sekitar 40 folklor yang kira-kira intinya inti, dipilih, disajikan dalam bentuk karikatur atau komik, dan kalau bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan bahasa Arab,” katanya.  

Dalam seminar tersebut Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Lektur Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Republik Indonesia menyajikan hasil penelitian folklor di beberapa daerah yaitu Cirebon, Kuningan, dan Ciamis (Jawa Barat), Pati, Pekalongan (Jawa tengah), Yogyakarta, Aceh, Banyuwangi (Jawa Timur), Ambon (Maluku), Jambi, dan Bengkulu. 

Pewarta: Abdullah Alawi
Editor: Fathoni Ahmad