Nasional

Kemenag Targetkan Tiga Isu terkait Zakat dan Wakaf Tuntas di 2024

Jum, 3 Desember 2021 | 07:30 WIB

Kemenag Targetkan Tiga Isu terkait Zakat dan Wakaf Tuntas di 2024

Kemenag Targetkan Tiga Isu terkait Zakat Wakaf Tuntas di 2024. (Foto: NU Online l/Suwitno)

Jakarta, NU Online
Wakil Menteri Agama H Zainut Tauhid Sa'adi menyampaikan bahwa ada tiga isu strategis terkait zakat dan wakaf yang ditargetkan rampung pada 2024 mendatang.


Hal tersebut disampaikan pada Festival Literasi Zakat Wakaf 2021di Auditorium HM Rasjidi, Gedung Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (2/12/2021).


Pertama, transformasi digital sebagai respons atas kemajuan teknologi yang begitu pesat. Hal ini harus dimanfaatkan untuk efektivitas dan efisiensi pengelolaan zakat dan wakaf. 

 

"Karena perubahan budaya lebih efektif dan efisien," ujarnya.

 

Kedua, lanjutnya, rencana pengentasan kemiskinan dan pemerataan ekonomi harus dikaitkan dengan rancangan pengelolaan zakat dan wakaf.

 

"Kemenag telah merancang seluruh sektor terkait zakat wakaf untuk berjalan dalam road map yang sama agar benar-benar tercapai," katanya.

 

Ketiga, Kemenag berupaya untuk membentuk satu ekosistem zakat wakaf karena kehadirannya yang belum merata. "Kami mendorong terbangunnya ekosistem zakat dan wakaf berbasis KUA (Kantor Urusan Agama)," ujarnya.

 

Kegiatan Festival Zakat dan Wakaf ini merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk mendorong optimalisasi zakat dan wakaf. Ia juga berharap dari kegiatan ini, lahir inisiator gerakan zakat dan wakaf dari generasi muda.


Zakat dan wakaf meningkat

Dalam kesempatan tersebut, Zainut menyampaikan bahwa perkembangan pengelolaan zakat saat ini sudah sangat baik. Masyarakat terfasilitasi dengan mudah untuk berzakat dan berwakaf.


Hal ini berbeda dengan zaman dahulu, zakat dan wakaf hanya dapat ditunaikan secara tradisional. Saat ini, masyarakat dengan sangat mudah di mana saja dan kapan saja dapat menunaikan zakatnya dan berwakaf. Hal ini seiring dengan meningkatnya semangat masyarakat dalam berzakat dan berwakaf.

 

Hal tersebut merupakan hal yang positif bagi dunia filantropi di Indonesia. Namun, peningkatan itu juga perlu diiringi dengan inovasi dan produktivitas.


Sementara itu, Direktur Pemberdayaan Zakat Tarmidzi menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi langkah awal untuk memperkenalkan dan membagikan pemahaman awal mengenai zakat dan wakaf.


Pasalnya, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Prof Kamaruddin Amin menyampaikan bahwa salah satu faktor masih jauhnya perolehan zakat dan wakaf dengan potensinya yang ada di Indonesia adalah karena minimnya literasi mengenai dua hal tersebut.


"Potensi dan aktualisasi masih ada gap besar yang harus dijembatani," kata Guru Besar UIN Alauddin Makassar itu.


Oleh karena itu, Kamar menegaskan bahwa hal tersebut menjadi tantangan bagi pemerintah sebagai pembuat regulasi, pengurus lembaga zakat dan wakaf sebagai amilnya, dan masyarakat Indonesia secara umum. Ia berharap pembentukan ekosistem melalui KUA percontohan dapat mengatasi persoalan tersebut.

 

Dalam kegiatan ini juga ada apresiasi terhadap pegiat zakat dan wakaf, Peluncuran Digital Zakat dan Wakaf, dan penandatanganan kerja sama Kantor Urusan Agama (KUA) Percontohan dengan berbagai instansi terkait.


Kegiatan ini dihadiri Sekretaris Badan Zakat Nasional (Baznas) Ahmad Zayadi, Wakil Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) Yuli Yasin, dan beberapa Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama. Festival ini dimeriahkan Grup Musik Gambus Esbeye.
 


Pewarta: Syakir NF
Editor: Syamsul Arifin