Nasional

Kenang Presiden Ke-4 RI, Gusdurian Bekasi Raya Gelar Haul

Ahad, 26 Januari 2020 | 15:00 WIB

Kenang Presiden Ke-4 RI, Gusdurian Bekasi Raya Gelar Haul

Hj Sinta Abdurrahman Wahid di acara Haul Gus Dur di Bekasi (Foto: NU Online/Rahman Jaya)

Bekasi, NU Online
Gusdurian Bekasi Raya menggelar Haul Gus Dur ke-10 di Pesantren Motivasi Indonesia (PMI), Kampung Cinyosog, Desa Burangkeng, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, Sabtu (25/1) malam.
 
Hadir pada kesempatan itu istri Presiden Republik Indonesia keempat Ny Hj Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid yang kedatangannya disambut dengan pagelaran budaya Betawi, yakni palang pintu.
 
Hadir juga sejumlah narasumber dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema “Pesan Perdamaian di Bumi Bekasi” diantaranya Intelektual Nahdlatul Ulama (NU)Ulil Abshar Abdalla, Mubaligh Ahmadiyah Wilayah Jawa Barat 01 Maulana Ma’mun Ahmad Sahib, dan Tokoh Katolik Bekasi Romo Antonius Suhardi Antara Pr.

Ketua panitia pelaksana Muhammad Ihsan Yahya mengatakan, tema FGD tersebut diambil karena menjadi kebutuhan bagi keadaan di Bumi Bekasi akhir-akhir ini. 

“Kami ingin mencari solusi dengan memanggil dan mengundang para tokoh agama se-Bekasi Raya agar Bekasi ini dapat menjadi rumah yang aman dan damai bagi semua," ucap dia.
 
Menurut dia, Bekasi selama ini selalu diidentikkan dengan tempat singgah para teroris. Hal tersebut, karena para teroris seringkali tertangkap oleh aparat kepolisian.
 
"Karena Bekasi ini penduduknya sangat heterogen dan menjadi penyangga Ibukota Jakarta. Sehingga memiliki potensi besar terjadi konflik sektarian," terang pria yang dikenal dengan nama Ihsan Sekupi ini.
 
Lebih lanjut dikatakan, Gusdurian Bekasi Raya sebagai penerus spirit dan nilai-nilai Gus Dur akan senantiasa menjadi garda terdepan dalam menjaga perdamaian dari potensi konflik yang besar itu.

“Sehingga momentum peringatan Haul Gus Dur ke-10 ini tidak hanya sebagai acara yang bersifat seremonial atau monumental saja, tetapi ada sebuah nilai yang harus kami bawa dalam perjalanan kemasyarakatan setelah ini,” tambah dia.
 
Koordinator Gusdurian Bekasi Raya M Shofiyulloh mengatakan bahwa peringatan Haul Gus Dur ke-10 yang diadakan bertepatan dengan Hari Raya Imlek ini menjadi momentum untuk mengenang jasa Presiden keempat KH Abdurrahman Wahid.
 
“Beliau telah meresmikan Konghucu sebagai agama, memberikan izin perayaan Tahun Baru Imlek, dan menerima etnis Tionghoa sebagai bagian dari perjalanan bangsa Indonesia, yang sebelumnya dilarang oleh Presiden Soeharto,” kata Kang Opi, demikian dia akrab disapa.
 
Dia menambahkan, Gus Dur adalah sosok yang sulit untuk didefinisikan. Sosok yang pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Kesenian Jakarta itu, menurut Kang Opi, merupakan seorang budayawan sejati. Beberapa tulisan Gus Dur pun memuat berbagai gagasan bahwa agama dan budaya harus menjadi ruh dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia.
 
“Karena dengan budaya, kita bisa menikmati Islam hingga sekarang. Islam masuk dengan pendekatan budaya tanpa peperangan dan tetes darah sedikit pun. Gus Dur kemudian melanjutkan perjuangan para wali penyebar Islam di Bumi Nusantara,” lanjut dia.
 
Selain para narasumber, Gusdurian Bekasi Raya juga mengundang Kepolisian Resort Metro Bekasi, Pejabat Pemerintahan di Bekasi, organisasi kepemudaan, dan seluruh masyarakat Bekasi secara umum. Juga di undang beberapa pendeta Gereja Kristen Pasundan (GKP) di Bekasi, yang selama ini telah terjalin ikatan emosional yang cukup kuat. 
 
Kontributor: M Rahman Jaya
Editor: Abdul Muiz