Nasional

Kenapa Warga NU Berkunjung ke Kantor PCNU Surabaya?

Sel, 30 Agustus 2016 | 04:02 WIB

Surabaya, NU  Online
Kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Cabang Surabaya memiliki segudang sejarah tentang NU. Di kota pahlawan ini, Nahdlatul Ulama didirikan. Salah satu peninggalan pendirian NU adalah kantor PCNU Surabaya yang terletak di Jalan Bubutan VI No 2 Surabaya ini.

"NU berdiri bukan di gedung ini, melainkan di rumah KH Ridwan Abdullah di Bubutan gang VI No 20, banyak orang yang salah mengira. Dan gedung ini digunakan para kiai rapat untuk mencetuskan Resolusi Jihad," kata H A Muhibbin Zuhri mengawali perbincangan dengan Sekjen PBNU.    

Ruang tengah yang persis dengan aula utama itu, Sekretaris Jenderal PBNU H. Helmy Faishal Zaini melihat satu per satu ruangan yang ada di kantor pertama PBNU ini. Mulai dari ruangan H Hasan Gipo yang sekarang menjadi ruangan Ketua PCNU Surabaya. Ruangan Syuriah, ruangan sekretariatan hingga ruangan badan otonom NU Surabaya.

"Bangunan yang asli hanya hanya sampai sini (ruangan Ketua PCNU Surabaya), sedangkan ruangan banom itu tambahan dan sudah lain gang," jelas Muhibbin.

Puas melihat di dalam, Menteri PDT Kabinet Indonesia Bersatu Jilid 2 ini, melihat momentum Resolusi Jihad di samping pintu masuk. Momentum ini ditandatangi oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj tahun 2011 lalu.

Setelah puas menjelajahi isi gedung, Sekjen PBNU menyarakan supaya kondisi gedung tetap dipertahankan dengan melakukan renovasi dan tidak menghilangkan unsur keasliannya sebagai cagar budaya (heritage).

"Gedung ini harus sedikit direnovasi dengan memasukkan unsur entertainnya, agar feel-nya terasa saat ada yang mengunjungi gedung ini," terangnya.

Bahkan Helmy juga menyerukan agar warga NU wajib mengunjungi kantor NU Surabaya saat berkunjung ke ibu kota Jawa Timur ini. "Saya kira gedung ini wajib dikunjungi oleh warga NU agar mengetahui sejarah NU," ujarnya

Dengan didampingi H A Muhibbin Zuhri dan sejumlah pengurus, Helmy membuat video dokumenter kedua dengan berdiri tepat di ruangan yang pernah dipakai memimpin rapat pertama kali oleh para mu'asis Nahdlatul Ulama. Selain itu, dia juga mengusulkan agar posisi meja rapat juga disetting sesuai zaman dulu dan tempat duduknya diberi namansejumlah kiai atau ulama pendiri Nahdlatul Ulama. (Rof Maulana/Abdullah Alawi)