Nasional ADVERTORIAL

Kerajinan Kain Perca dan Blacu Binaan Pertamina Siap Masuki Pasar Ekspor

Sab, 27 Februari 2021 | 13:45 WIB

Kerajinan Kain Perca dan Blacu Binaan Pertamina Siap Masuki Pasar Ekspor

Tri Retno Mahanani. Pemilik UMK Citra Handycraft. (Foto: Humas Pertamina)

Jakarta, NU Online

PT Pertamina (Persero) melalui Program Kemitraan telah membina puluhan ribu usaha kecil menjadi mitra binaannya. Banyak binaan yang menjalankan usahanya berbekal hobi. Dengan ketekunan yang kuat akhirnya bisnis yang dimulai dengan coba-coba itu akhirnya bisa berkembang dan terus naik kelas.

 

Salah satu contohnya adalah Tri Retno Mahanani. Pemilik UMK Citra Handycraft ini sejak lama sudah menyukai bidang jahit-menjahit. Bermula dari membuat satu-dua buah produk, ternyata banyak yang minat terhadap produknya. "Ya, dari coba-coba itu, akhirnya banyak yang suka, lalu saya buat secara massal," kata Tri Retno Maharani.

 

Ia menceriyakan, awalnya produk yang dibuatnya seperti tas yang bisa dipakai untuk pengajian ibu-ibu di sekitar rumahnya. Lalu, ia melakukan inovasi dengan membuat aneka taplak meja dan sarung bantal.

 

Seiring dengan waktu, saat ini varian produknya sudah semakin banyak, antara lain tempat tisu, tatakan gelas, gorden, sampai daster. "Sudah lebih dari 10 jenis, masing-masing jenisnya, malah ada yang diproduksi sampai ribuan pieces," terang Retno.  

 

Diakuinya, ia memulai bisnis craft dengan modal tidak lebih dari Rp5 juta. Untuk menghemat biaya, dia memanfaatkan bahan-bahan yang terdapat di rumahnya. Hanya bahan baku kain yang dibelinya dari Pasar Tanah Abang.

 

"“Untuk bahan baku, saya pilih bahan yang berkualitas," sebutnya. Prospeknya, tutur dia, cukup bagus, dibuktikan dengan penjualan yang terus meningkat setiap tahunnya.

 

Produk Citra Handrycraft ini dibanderol mulai Rp25 ribu hingga Rp450 ribu per pieces. Untuk meningkatkan penjualan, cara yang ditempuhnya adalah dengan rajin mengikuti beragam pameran di seluruh wilayah Indonesia dan luar negeri. Bersama Pertamina, ia pernah memamerkan produknya di Yordania, Dubai, dan Hong Kong. Bahkan, beberapa kali produknya juga berhasil menembus Benua Eropa.

 

Retno banyak mengombinasikan blacu yakni bahan karung terigu dan kain perca untuk membuat karyanya. Perpaduan inilah yang membuat banyak warga asing menggemari produknya. Apalagi saat kain perca yang dipakai adalah kain baik, membuat nuansa Indonesia makin melekat di setiap hasil kerajinannya. Membuat setiap orang, bahkan warga asing sekalipun langsung kepincut saat melihatnya. 

 

Saat ini di workshop-nya di kawasan Depok, Jawa Barat, ia telah memperkerjakan empat karyawan untuk memproduksi aneka produk. Menurut Retno, meskipun di bisnis ini tensi persaingan cukup tinggi, asalkan inovatif niscaya tidak akan kehilangan konsumen.

 

"Yang meniru itu pasti banyak, kita harus punya ciri khas. Harus inovatif, selain tetap jaga kualitas dan kerapian jahit dan harga tentunya," ujarnya.

 

Senior Vice President Corporate Communications and Investor Relations Pertamina, Agus Suprijanto, Sabtu (27/2) mengatakan peluang usaha yang bisa dijalani oleh mitra binaan bisa datang dari mana saja, baik hobi atau yang lainnya. Dengan berkembangnya suatu usaha, akan membuka peluang terciptanya lapangan kerja dan mendukung perekonomian nasional.

 

"Sesuai dengan implementasi SDGs tujuan kedelapan dan juga penerapan ESG di bidang sosial," tutupnya. 

 

Editor: Kendi Setiawan