Nasional RISET DIKTIS

Kesiapan Ma'had Aly Ikuti Standar Nasional Pendidikan Tinggi

Ahad, 17 November 2019 | 22:00 WIB

Kesiapan Ma'had Aly Ikuti Standar Nasional Pendidikan Tinggi

Mahasantri Ma'had Aly MUDI ikui tes perdana (Foto: goaceh.co)

Ma'had Aly merupakan perguruan tinggi yang berbasis pada keilmuan pesantren. Ruang lingkup pembelajarannya mempelajari keagamaan murni. Lembaga perguruan tinggi dibentuk bertujuan untuk mencetak lulusan yang berkelas ulama yang berintelektual. Hal ini sesuai dengan visi Ma'had Aly yaitu sebagai pusat keunggulan (Center of Excelent) studi Islam dan kaderisasi ulama serta pewaris tradisi ilmiah dan amaliah ulama mutaqaddimin wa muta’akhhiriin.
 
Penelitian yang dilakukan Amiruddin, Dosen Ma’had Aly MUDI Masjid Raya Samalanga Bireun Aceh, merupakan kajian yang akan memperdalam sejauh mana kesiapan Ma'had Aly dalam mengikuti standar nasional pendidikan tinggi. Dengan menggunakan standar nasional setiap perguruan tinggi harus mempersiapkan terpenuhinya sarana dan prasarana, pemenuhan standar pengajaran, serta kesesuaian kurikulum dengan pedoman pergruan tinggi berstandar nasional.
 
Penelitian ini berangkat dari rumusan masalah, yaitu bagaimana kesiapan Ma'had Aly MUDI Masjid Raya Samalanga Bireuen Aceh dalam mengikuti standar nasional pendidikan tinggi, dan apa saja kendala dalam mengikuti standar nasional perguruan tinggi? Penelitian ini memiliki pengaruh positif terutama pada pengembangan kurikulum dan persiapan yang lebih matang dalam mengikuti standar nasional serta dapat menjadi acuan dalam melaksanakan program studi di Ma'had Aly.
 
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu mendeskripsikan dari permasalahan yang diteliti dengan melakukan penghimpunan informasi yang sejenis untuk memperoleh kesimpulan yang sama, interpretasi terhadap isi dibuat dan disusun secara sistemik, menyeluruh dan sistematis. Kemudian melakuakan analisis dengan melakukan pengujian untuk menyesuaikan antara data satu dengan data yang lain. Penelitian dilaksanakn di Ma'had Aly MUDI Masjid Raya Samalanga Bireuen Aceh.
 
Penelitian diberi judul Kesiapan Ma'Had Aly dalam Mengikuti Standar Nasional Pendidikan Tinggi (Studi di Ma’had Aly MUDI Masjid Raya Samalanga Bireuen Aceh) dilakukan berkat dukungan bantuan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Dit PTKI) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kementerian Agama RI tahun anggaran 2018.
 
Peneliti menyebutkan Ma'had Aly MUDI berada di dalam Pesantren Lembaga Pendidikan Islam Ma'had al-Ulum Diniyah Islamiyah (MUDI) yang berdiri semenjak pemerintahan Iskandar Muda (w.1416 M). Ma'had berada tepatnya di Desa Mideun Jok Kemungkiman Mesjid Raya Samalanga Kabupaten Bireuen Provinsi Aceh. Ma'had Aly ini merupakan salah satu dari 13 Ma'had Aly pertama yang diresmikan oleh pemerintah pada tahun 2016 dan masih eksis sampai saat ini. Program Ma'had Aly merupakan kelanjutan penyusunan kurikulum pembelajaran yang dapat menghasilkan kader ulama yang memiliki karya dan mampu berkiprah dalam masyarakat.
 
Hasil dari penelitian ini, Ma'had Aly MUDI Mesjid Raya Samalanga bisa dikatakan 100 persen telah siap mengikuti Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Namun, hal ini belum menjadi kesepakatan para pimpinan Ma'had Aly. Bahkan para sesepuh di pesantren yang ada di seluruh Indonesia mengharapkan lembaga ini harus punya keunikan yang berbeda dengan perguruan tinggi pada umumnya. Begitu juga dengan standar-standar nasional pendidikan tinggi, tidak boleh sama dengan standar nasional pendidikan yang sudah ada, sebab hal itu bukan menjadi sebuah jaminan bahwa lembaga pendidikan pesantren nantinya akan lebih baik dari sekarang ini.
 
Ma'had Aly MUDI Mesjid Raya Samalanga bahkan seluruh Ma’had Aly di Indonesia pada dasarnya belum menyesuaikan dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi yang dikeluarkan oleh Permenristekdikti. Sehingga, belum diketahui apa kendala dalam mengikuti standar tersebut. Namun, apabila memperlajari kendala-kendala diperguruan tinggi pada umumnya maka dipastikan akan mengalami kendala nantinya, baik dari sisi standar nasional pendidikan, standar penelitian, dan standar pengabdian kepada masyarakat.
 
Selanjutnya, tentang kesiapan mengikuti Standar Nasional Perguruan Tinggi bukanlah suatu ukuran yang tidak mampu dijangkau, akan tetapi ia adalah suatu kriteria minimal yang disusun sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan di Perguruan Tinggi. Standar tersebut kemudian dikembangkan dan disusun kembali oleh perguruan tinggi sesuai dengan arah dan visi-misi masing-masing.
 
Menurut Tgk Muslem, secara umum hingga saat ini penyelenggaraan pendidikan Ma'had Aly masih diserahkan pada lembaga masing-masing mengacu pada Peraturan Menteri Agama (PMA) No 71 Tahun 2015 tentang Ma'had Aly dan disempurnakan dengan kurikulum lokal sebagai pengayaan, dan sebagai ciri khas lembaga pesantren dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga, sehingga dalam pelaksanaanya tidak mengalami kendala yang berarti.
 
Pendapat Tgk Muslem tersebut mengatakan bahwa tidak mengalami kendala yang berarti, karena memang belum diterapkan standar nasional pendidikan tinggi pada Mahad Aly MUDI Mesjid Raya Samalanga. Menurut Tgk Munawar Khalil, justru banyak kendala bila mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi secara umum. Misalnya dalam Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015, pasal 52 dikatakan bahwa 'Perguruan tinggi wajib menyediakan dana penelitian, dana manajemen penelitian seperti seleksi proposal penelitian dosen dan mahasiswa, dana peningkatan kapasitas peneliti, insentif publikasi ilmiah yang jika dihitung-hitung besarannya ratusan juta bahkan miliaran tergantung jumlah dosen dan mahasiswa atau besarannya sepuluh persen dari anggaran internal perguruan tinggi. Standar Nasional seperti ini nantinya tidak akan sanggup dilaksanakan oleh Ma'had Aly yang keuangan lembaganya masih rendah, ujung-ujungnya biaya pendidikan jadi mahal dan memberatkan masyarakat.'
 
Di samping itu menurut Tgk Muksalmina, Standar Nasional Pendidikan Tinggi itu lebih banyak bersifat administratif, berhubungan dengan laporan-laporan, sehingga pendalaman materi dan perluasan materi yang seharusnya menjadi fokus di pesantren selama ini menjadi luput dari perhatian, karena lebih banyak habis waktu pada hal-hal yang bersifat administratif.
 
Pernyataan Tgk Muksalmina di atas merupakan pernyataan yang perlu digarisbawahi, memang selama ini dayah lebih menekankan pada belajar kitab gundul secara tuntas, sehingga hampir tidak ada lulusannya yang tidak mampu membaca kitab gundul, dan ini merupakan keterampilan dan kemampuan khas yang dimiliki oleh santri mahasiswa yang mondok di dayah atau di pesantren.
 
Dengan penjelasan di atas maka rekomendasi kepada pihak-pihak yang terkait dengan eksistensi dan kesiapan Ma'had Aly dalam mengikuti Standar Nasional Pendidikan Tinggi yaitu mendorong pemerintah untuk segera membuat putusan terkait Standar Nasional Pendidikan Ma'had Aly yang disepakati dengan penyelenggaraan program Ma'had Aly yang disepakati dengan penyelenggaraan program Ma'had Aly di seluruh Indonesia. Selain itu, segera mencari format Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM) yang sesusai dengan visi-misi pendidikan Ma'had Aly.
 
Selain itu, Ma'had Aly hendaknya mengikuti langkah-langkah prosedur terutama menyangkut dengan administrasi pendidikan tinggi agar memiliki manajemen yang lebih baik dan teratur.
 
 
Penulis: Ono Rusyono
Editor: Kendi Setiawan