Rembang, NU Online
Kedekatan Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Maemoen Zubair kepada semua kalangan tidak diragukan lagi, termasuk kepada jajaran kepolisian.
Ketika Kiai Maemoen Zubair yang akrab dipanggil Mbah Mun hendak bepergian ke Jakarta naik pesawat dari Bandar Udara (Bandara) Ahmad Yani Semarang, ada kejadian yang mengharukan dialami oleh seorang anggota Satlantas Polres Rembang yang mengawalnya dari Sarang menuju Semarang.
Anggota tersebut namanya Aipda Wuri Sutristiono saat mendapat tugas melakukan pengawalan perjalanan Mbah Mun dari Sarang, Rembang Jawa Tengah menuju Semarang pada Selasa (9/7) pagi langsung dilaksanakan.
Namun sebelum berangkat ke bandara, Mbah Mun menyempatkan diri untuk mampir di Kediaman putranya yang menjabat sebagai Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin atau yang lebih akrab disapa Gus Yasin. Karena masih ada waktu dua jam dari jadwal penerbangannya.
Rombongan yang terdiri dari beberapa mobil dengan pengawalan anggota Satuan Lalu Lintas Polres Rembang itupun menuju Rumah Dinas Wakil Gubernur di Jl Rinjani No.1 Semarang, kebetulan tak jauh dari bandara.
Setelah hampir dua jam rombongan ini beristirahat, sekitar pukul 16.30 WIB salah satu santri yang penderek Mbah Mun keluar dari rumah dinas dan menghampiri kedua anggota polisi yang bertugas melakukan pengawalan. Santri tersebut menyampaikan pesan jika Mbah Mun sudah bersiap akan berangat ke bandara.
Tak lama kemudian Mbah Maimun Zubair muncul dengan mengenakan songkok putih, batik lengan panjang, lengkap dengan bersarung khasnya. Ketika hendak masuk kedalam mobil, Mbah Mun menyapa dua anggota polisi yang sedari tadi setia memerhatikan gerak langkah tokoh ulama NU itu. Sambil tersenyum Mbah Mun bertanya kepada dua anggota polisi, apakah ini polisi dari Rembang yang tadi. Keduanya kompak menjawab iya Mbah.
Kemudian Mbah Mun melanjutkan pertanyaan kepada anggota polisi tersebut. Pertanyaan berikutnya, ini membuat kedua polisi itu kaget setelah mendengarnya. Secara spontan Mbah Mun berseloroh, sekali-kali saya boleh naik mobil Patwal gak? sambil menggunakan bahasa jawa khas Sarang Rembang. Pertanyaan itu membuat kedua polisi ini kaget campur senang, karena ulama sekaliber Mbah Mun bersedia naik mobil pengawalan.
Dengan bersemangat, kedua polisi itu mempersilahkan Mbah Mun untuk naik mobil. Mbah Mun duduk di bangku depan samping sopir. Sedangkan yang berada di belakang kemudi saat itu Aipda Wuri Sutristiono, dan di deretan bangku belakang Brigadir Dwi Santoso, dan salah satu santri Mbah Mun.
Kepada NU Online Aipda Wuri Sutristiono mengaku saat itu ia sangat senang seperti mimpi bisa satu mobil dengan ulama sekelas KH Maimun Zubair. Ia mengaku salah tingkah, meski demikian, ia tetap mengedepankan keselamatan bersama.
"Saya ngawal dari Rembang rencana Mbah Mun tindak Jakarta naik pesawat. Mbah Mun sering kali berangkat ke Jakarta mendapatkan pengawalan dari Polres Rembang mengingat beliau adalah tokoh masyarakat yang sangat karismatik," ujarnya.
Selama dalam perjalanan menuju Bandara Ahmad Yani Semarang, Kiai Maimun mengingatkan kepada Aipda Wuri Sutristiyono untuk berhenti tiap kali lampu pengatur lalu lintas berwarna merah.
"Karena Mbah Mun sudah sepuh, saya melaju pelan saja. Tiap kali melintas di lampu pengatur lalu lintas dan berwarna merah, beliau selalu meminta untuk berhenti, seperti pengguna jalan pada umumnya. Padahal sudah dikawal petugas yang punya prioritas," katanya.
Mbah Mun juga menitipkan pesan kepada seluruh polisi yang ada di Republik Indonesia. Agar terus berbaur dengan masyarakat. Kepada Wuri Mbah Mun mengaku senang melihat polisi saat ini sudah mulai berbaur dengan masyarakat.
"Kita di dalam mobil berbincang-bincang dengan beliau. Mbah Mun mengaku sangat senang dengan polisi yang sudah mulai berbaur dengan masyarakat, tidak seperti dulu polisi yang ditakuti masyarakat," bebernya.
Wuri bercerita, ia sudah sering melakukan pengawalan untuk KH Maimun Zubair ketika bepergian keluar daerah. Namun pengalaman yang berkesan adalah pengawalan ketika Mbah Mun mau ikut mengendarai mobil pengawalan milik anggota kepolisian.
"Alhamdulillah mobil Patwal dinaiki Mbah Mun, semoga pengabdian kami mendapat berkah," ucapnya dengan wajah sumringah. (Ahmad Asmui/Muiz)