Nasional

Ketum PBNU Jelaskan Keberhasilan Dakwah Nabi Muhammad 

Kam, 17 Oktober 2019 | 18:00 WIB

Ketum PBNU Jelaskan Keberhasilan Dakwah Nabi Muhammad 

KH Said Aqil Siroj mengisi Silaturahim dan Sarasehan dengan tema Negeri Ini Butuh Pendidikan Aswaja di PWNU Jatim. (Foto: NU Online/Ibnu Nawawi)

Surabaya, NU Online
Sejumlah pendekatan dilakukan Nabi Muhammad SAW ketika mengenalkan Islam ke masyarakat Arab. Selanjutnya, Islam juga dipeluk oleh kebanyakan masyarakat di sejumlah kawasan dengan pendekatan budaya.
 
Penjelasan ini disampaikan KH Said Aqil Siroj saat berada di kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, jalan Masjid Al-Akbar Timur 9 Surabaya, Kamis (17/10) malam.  
 
Nabi Muhammad ketika pertama kali berdakwah di masyarakat Arab, maka yang diperkenalkan adalah bacaan Al-Qur’an. Karena kala itu banyak sahabat masuk Islam karena bacaan dari kalam ilahi ini.
 
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini mengemukakan bahwa Umar bin Khattab masuk Islam karena bacaan Al-Qur’an adiknya, Fatimah bersama sang suami.
 
“Umar bin Khattab yang habis berburu dari padang pasir dan masuk ke Makkah mendengar adiknya, Fatimah binti Khattab dengan suaminya membaca Surat Thaha,” kata Kiai Said.
 
Oleh sebab itu,kiai yang juga guru besar di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tersebut sangat menyesalkan apabila ada pesantren yang kemudian meninggalkan tradisi khalatam Al-Qur’an.
 
“Karena itu saya sangat menyesalkan kalau ada pesantren yang tidak mewajibkan santrinya khatam Al-Qur’an, hanya karena ingin dikatakan modern,” ungkapnya di hadapan sejumlah rektor dan pengasuh pesantren yang memadati ruangan.
 
Dalam pandangannya, kunci dari pendidikan Nabi Muhammad SAW adalah mengenalkan bacaan Al-Qur’an dengan baik dan benar. 
 
“Dari sanalah akan ditemukan sumber dari segalanya,” terangnya.
 
Kemudian, faktor yang menyebabkan Islam berkembang termasuk di Indonesia lantaran disampaikan dengan pendekatan hikmah. Termasuk mengislamkan tradisi masyarakat dan kerajaan yang ada saat itu.
 
“Ada tradisi sesajen yang kemudian diubah dengan selametan,” ungkapnya. Demikian pula pendekatan kekuasaan demi mengoptimalkan islamisasi yang ada di tanah Jawa.
 
Setelah mengenalkan Al-Qur’an, yang dilakukan Nabi Muhammad SAW adalah membangun karakter. 
 
“Masyarakat Arab yang telah mengenal Al-Qur’an diperkenalkan pula dengan sifat jujur, adil, iman, akhlak sehingga menjadi masyarakat beradab,” jelasnya.
 
Dan pendekatan ini juga dilakukan para pendakwah zaman awal lewat Wali Songo dengan semangat egalitarianisme atau kesamaan. 
 
“Kalau dulu masyarakat dibedakan dengan kasta, maka lewat Islam yang dikenalkan para wali sehingga tidak lagi mengenal perbedaan tersebut,” tandas Kiai Said.
 
KH Said Aqil Siroj hadir di PWNU Jatim dalam rangka mengisi acara Silaturahim dan Sarasehan dengan tema Negeri Ini Butuh Pendidikan Aswaja.
 
Tampak hadir pengurus harian PWNU Jatim dan Ketua Pengurus Wilayah (PW) Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU), Ketua PW Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) bersama beberapa rektor dan kepala sekolah di Jawa Timur. 
 
 
Pewarta: Ibnu Nawawi
Editor: Aryudi AR