Nasional

Ketum PBNU: Pembangunan Ekonomi Butuh Kerja Sama Semua Pihak

Rab, 11 November 2020 | 14:01 WIB

Ketum PBNU: Pembangunan Ekonomi Butuh Kerja Sama Semua Pihak

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj. (Foto: NU Online)

Jakarta, NU Online

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengatakan bahwa perbaikan ekonomi bangsa hanya dapat dikerjakan melalui kerja sama antara semua stakeholder, terutama antar pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta.


Kerja sama demikian, lanjut Kiai Said, meniscayakan adanya sikap terbuka dan saling menerima perbedaan. Sebab menurutnya, kunci keberhasilan dalam kerja sama hanya dengan berpartner bersama kelompok lain dengan jujur dan saling menerima perbedaan. 


“Dalam membangun ekonomi kita harus bekerja sama, lintas agama, budaya dan agama. Nabi Muhammad SAW dan para sahabat juga berdagang ke hingga Romawi untuk memperbaiki perekonomian. Sebab (perbaikan ekonomi) tidak mungkin sukses tanpa kerja sama,” kata Kiai Said dalam diskusi Perkuat Ekonomi Umat melalui Transformasi Digital di 164 Channel, Rabu (11/11).


Dalam diskusi yang digelar antara Lembaga Perekonomian (LP) PBNU Kiai Said juga menegaskan bahwa PBNU sejak dulu membuka diri untuk bekerja sama dengan semua pihak dalam rangka mencapai kesejahteraan masyarakat luas.


“Sebagai organisasi masyarakat sipil, kita siap mensukseskan program pemerintah yang sudah barang tentu yang tujuannya menyejahterakan umat,” lanjutnya.


Senada, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari menegaskan bahwa pada dasarnya program yang ditukanginya merupakan upaya pemerintah dalam mengajak masyarakat luas untuk meningkatkan kesejahteraannya.


Menurutnya, program ini secara spesifik bertujuan menstimulus masyarakat agar memiliki peluang untuk belajar di bidang yang digemarinya. Sehingga para penerima program ini mengetahui seperangkat skill yang dibutuhkan untuk survive, terutama dalam kondisi perekonomian yang serba sulit seperti masa pandemi Covid-19 seperti saat ini.


“Saya berharap penerima kartu prakerja tidak hanya belajar satu skill seperti membuat kue saja, tapi bisa belajar satu set skill seperti pemasaran, mengelola keuangan, dan menghitung untung rugi, penyelesaian konflik antar pihak, dan seterusnya. Itu yang kami harapkan,” ujarnya. 


Sementara itu, Wakil Ketua Lembaga Perekonomian Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Jaenal Effendi menekankan, pada prinsipnya segala program pemerintah akan kehilangan esensinya jika dalam penguatan perekonomian umat apabila gagal memberdayakan dan melindungi masyarakat yang kurang mampu. 


“Program ini haru bersifat meningkatkan kemampuan, memberdayakan, dan melindungi masyarakat kecil. Apalagi konsep pengembangan ekonomi digital harus mampu meningkatkan kemampuan umat yang sebelumnya tidak mampu, dan yang tidak bisa menjadi bisa,” ujarnya.


Program diskusi ini sendiri merupakan seri ketiga dari program diskusi perekonomian yang diselenggarakan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat NU mengenai, antara lain, peluang ekonomi yang terdapat pada zaman digital. 


Pewarta: Ahmad Rozali

Editor: Fathoni Ahmad