Nasional

KH Anwar Iskandar Ungkap Cara Ulama Berperan Kuatkan Persatuan Bangsa

Rab, 16 Agustus 2023 | 14:00 WIB

KH Anwar Iskandar Ungkap Cara Ulama Berperan Kuatkan Persatuan Bangsa

Wakil Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Anwar Iskandar (Foto: NU Online Jatim)

Jakarta, NU Online 
Wakil Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Anwar Iskandar menjelaskan, para kiai atau ulama mempunyai kontribusi cukup besar dalam membangun bangsa dan membantu negara menjadikan Indonesia sebagai rumah yang aman, jauh dari konflik yang mengkhawatirkan terjadinya perpecahan di antara sesama.


Kiai Anwar menyebut salah satu peran ulama dalam membangun Indonesia tetap utuh adalah keberadaan pondok pesantren. Sejumlah pesantren didirikan para ulama untuk mencetak santri-santri sebagai generasi ulama pada masa yang akan datang. Di pesantren, mereka ditempa dengan beragam nilai dan ajaran agama yang mengedepankan spirit persatuan.


"Pondok pesantren ini melahirkan setiap tahun ribuan kader-kader ulama yang mengajarkan ajaran Islam wasathiyah yang mengajarkan Islam moderat," katanya beberapa waktu lalu pada tayangan Haul Akbar Al-Falah Ploso Kediri diakses NU Online, Rabu (16/8/2023).

 

Menurutnya, Indonesia sangat diuntungkan dengan keberadaan pesantren-pesantren yang selama ini terus konsisten mengajarkan Islam wasathiyah. Semangat negara untuk mempersatukan bangsanya yang beragam, satu tahap sudah dilakukan oleh para ulama dengan mendidik santri-santrinya yang memperkuat pemahaman tentang pentingnya kebersamaan dan saling menghargai satu sama lain.


"Ini adalah cara-cara yang dilakukan oleh para ulama untuk membentengi, memperjuangkan melestarikan ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah di Indonesia. Indonesia ini negara yang diuntungkan oleh hadirnya pondok-pondok pesantren," jelasnya.


Kiai yang belum lama ini dipercaya sebagai ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini menjelaskan, para ulama memang punya cara tersendiri dalam membantu melestarikan nilai-nilai persatuan agar bangsa Indonesia tetap bersatu di tengah kemajemukan. Ulama tentu saja berpikir jauh ke depan, tidak saja untuk kepentingan santri dan pesantrennya, tapi perihal ketenteraman sebuah negara yang ditempati juga tak luput dari perhatiannya.


"Kiai-kiai, ulama-ulama itu punya cara sendiri bagaimana memberi manfaat kepada umat, bagaimana memberi manfaat kepada bangsa, memberi manfaat kepada negara," terangnya.


Kiai Anwar menegaskan, kiai dan ulama yang jarang kelihatan di ruang publik bukan berarti ia tidak memiliki peran penting untuk kemajuan bangsa dan negara. Justru ulama yang waktunya habis digunakan untuk mendidik santri-santrinya, ia telah berkontribusi besar untuk masa depan negara Indonesia. 


"Diam saja di rumah, ngaos berada di ndalem memantapkan keilmuannya, anak dan santri-santrinya yang akhirnya menyebar ke daerah, dan mereka juga akan menyebarkan lagi ajaran dari sumbernya ini, itu sudah memberi manfaat yang besar," ungkapnya.


Dalam pandangannya, Indonesia saat ini merupakan negara yang dicontoh banyak negara dalam hal mengelola persatuan di balik kepercayaan, kebudayaan, hingga pemahaman yang beragam yang dimiliki oleh bangsanya.


"Ketika dunia ini ditimpa masalah yang sangat berat, yaitu bercerai-berainya persatuan di negara-negara itu, akhirnya melirik Indonesia melihat Indonesia, dilihat Kenapa Indonesia ini banyak sekali sukunya, agamanya juga tidak sedikit, warna politiknya juga macam-macam, tapi tenang, guyub, bersatu, bisa saling memberi toleransi antara yang berbeda-beda latar belakang," ucapnya.


"Ini jawabnya antara lain karena Indonesia dihuni oleh ulama-ulama ahli agama yang memiliki paham moderat paham wasathiyah. Itu dilahirkan oleh pondok pesantren," sambungnya.