KH Hasyim Muzadi Ajak Mahasiswa Baru Aktualisasikan Nilai Aswaja
NU Online Ā· Sabtu, 8 Oktober 2016 | 13:04 WIB
KH Achmad Hasyim Muzadi memberikan kuliah umum di hadapan 2000 mahasiswa baru Universitas Islam Makassar yang bertema "Penguatan Nilai-nilai Islam Ahlusunnah Wal Jamaah dalam Rangka Bela Negara" dalam kegiatan Pesantren dan Penyambutan Mahasiswa Baru (PPMB) di Auditorium KH Muhyiddin Zain UIM, Sabtu (8/10).
Kiai Hasyim Muzadi yang juga anggota Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia (Watimpres RI) dalam kuliah umumnya mengungkapkan, nawaitu saya untuk mengunjungi Sulawesi Selatan untuk bersilaturahmi bersama Para Alim Ulama, Civitas Akademika UIM dan para cendikia di Sulawesi Selatan, selain itu ingin menyampaikan tentang kondisi umat dewasa ini.
Saat ini kondisi umat Islam terbagi atas dua gerakan alur pemikiran, Iran disatu sisi dan Saudi Arabia di sisi lain, tidak hanya berperang melalui fisik, ideologi pun gencar mereka suarakan di seluruh dunia, akhirnya perpecahan ini dimanfaatkan oleh musuh-musuh Islam, untuk menghancurkan Islam itu sendiri.
"Posisi Indonesia sebagai umat Islam terbanyak yang berpaham Ahlusunnah Wal Jamaah di dunia, harus ada perjuangan untuk men-counter gerakan ini. Dua kekuatan besar ini berperan menghancurkan ideologi dan mengancam keutuhan NKRI."
Di sisi lain Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia, tetapi belum tentu mayoritas dalam hal peranan, posisi NU dan Muhammadiyah sebagai ormas yang memperjuangkan Kemerdekaan RI dan NKRI sebagai harga mati, tentunya harus bertindak menyikapi ideologi transnasional ini.
Di sinilah kehadiran Ahlusunnah Wal Jamaah bela negara untuk melawan ghazwatul fikr peran ideologi/persepsi yang terjadi dewasa ini, karena Aswajalah yang mampu meredam gerakan ini.
Islam adalah agama yang benar, tetapi cara untuk menyebarkan Islam harus juga benar, dulu Wali Songo mengislamkan orang kafir, tetapi saat ini orang Islam yang dikafirkan, inikan kacau cara beragama kita? Kalau memang ia menunjukkan sifat kekafiran, maka jangan dikafir-kafirkan, tetapi ajaklah mereka untuk kembali, itulah cara para ulama menyebarkan Islam Ahlusunnah Wal Jamaah An-Nahdliyah.
Dari sisi budaya, saat ini Indonesia digempur berbagai budaya yang tidak sesuai dengan kondisi Negara kita, lihat saja kemajuan teknologi saat ini menghabisi moral pemuda kita. Tidak perlu menghabisi syariatnya, tetapi yang terjadi adalah seluruh sendi kehidupan kita diserang, sehingga dengan sendirinya syariat beragama kita habis dengan sendirinya, tambahnya.
Tak hanya itu kondisi Bangsa saat ini banyak hakim yang diadili, banyak jaksa yang dituntut, banyak pengacara yang diadili, hal disebabkan karena tidak adanya keadilan, olehnya itu NU harus tampil untuk membawa keadilan dan kehadiran Ulama harus bangkit mengatasi segala kekacauan Bangsa dewasa ini
Di sinilah peran penting, bagaimana kita mengfilter gerakan ini yang cocok kita ambil, tetapi yang merusak harus kita buang, olehnya itu Nahdlatul Ulama menyakini Islam Ahlusunnah Wal Jamaah sebagai gerakan bela negara dan dasar filosofi negara kita adalah Pancasila, inilah yang kemudian harus diyakini dan dipertahankan.
Tak hanya itu Rektor Universitas Islam Makassar Majdah Agus Arifin Nu'mang dalam sambutannya mengungkapkan tentang sejarah Universitas Islam Makassar, dimana saat ini eksistensi UIM sebagai PTNU di Indonesia Timur tidak diragukan lagi, bahkan sesuai dengan rilis Kemenristek Dikti pada tahun 2015, UIM menempati posisi ke-5 sebagai perguruan tinggi terbaik di Sulawesi Selatan.
"UIM dalam mewujudukan cita-cita kelembagaan, tentunya memiliki tanggung jawab menyebarkan nilai-nilai Islam Ahlusunnah Wal Jamaah An-Nahdliah yang merupakan aktualisasi dari nilai-nilai ajaran Islam Rahmatan lil 'alamin," tambahnya.
Kakanwil Kemenag Sulsel Abd Wahid Tahir berharap civitas akademika UIM selalu mempertahankan dan menyebarkan nilai-nilai Islam Ahlusunnah Wal Jamaah di tengah-tengah masyarakat.
"Olehnya itu Kemenag Sulsel tak henti-hentinya menjalin kerja sama berbagai perguruan tinggi, termasuk UIM sebagai perguruan tinggi milik NU," tambah Wahid yang juga Ketua NU Makassar.
Tampak hadir Rais Syuriyah Anregurutta Dr KH M Sanusi Baco, segenap pengurus harian PCNU Sulsel, para rais syuriyah dan Ketua PCNU Kab/Kota se-Sulawesi Selatan, Pengurus Yayasasan Perguruan Tinggi Al-Gazali Makassar, Para Wakil Rektor UIM, para dekan fakultas/direktur pascasarjana UIM, ketua-ketua badan otonom serta lembaga NU Sulsel. (Andy Muhammad Idris/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Pastikan Arah Kiblat Tepat Mengarah ke Ka'bah Sore ini
2
Operasional Haji 2025 Resmi Ditutup, 3 Jamaah Dilaporkan Hilang dan 447 Meninggal
3
Trump Turunkan Tarif Impor Jadi 19 Persen, Ini Syarat yang Harus Indonesia Penuhi
4
Khutbah Jumat: Larangan Pamer dan Bangga dengan Dosa-dosa
5
PBNU Terima Audiensi GAMKI, Bahas Isu Intoleransi hingga Konsensus Kebangsaan
6
Kisah Di Balik Turunnya Ayat Al-Qur'an tentang Tuduhan Zina
Terkini
Lihat Semua