Nasional

KH Miftachul Akhyar Ungkap Lailatul Qadar adalah Malam yang Tak Terhitung Nilainya

Kam, 4 April 2024 | 16:00 WIB

KH Miftachul Akhyar Ungkap Lailatul Qadar adalah Malam yang Tak Terhitung Nilainya

Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar saat mengisi kajian rutin Syarah Al-Hikam di pesantren asuhannya, Pondok Miftachus Sunnah Surabaya, Jawa Timur. (Foto: Tangkapan layar Youtube Multimedia KH Miftachul Akhyar)

Jakarta, NU Online 

Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar mengungkapkan bahwa Lailatul Qadar merupakan malam yang tak terhitung nilainya. 


Ia menyampaikan, Lailatul Qadar merupakan sebuah keistimewaan yang sangat besar dalam bulan Ramadhan. Satu malam, disebut nilainya. ebih baik daripada seribu bulan.


"Ramadhan tamu agung yang menjanjikan bonus-bonus dengan Lailatul Qadarnya yang disebutkan Lailatul qadri khairun min alfi syahrin. Malam Qadar, malam kemuliaan dinilai lebih baik daripada seribu bulan," katanya melalui tayangan yang diunggah Youtube Multimedia KH Miftachul Akhyardiakses NU Online Kamis (4/4/2024). 


Seribu bulan dalam hitungan angka kira-kira setara dengan 83 tahun lebih 4 bulan. Namun, yang perlu digarisbawahi maksud pada surat Al-Qadar ayat 3 ini tentu bukan pada angka itu.


Menurut Kiai Miftach, sapaannya, kata alfi pada ayat tersebut tidak bisa dipastikan berapa banyaknya oleh manusia. Kebiasaan masyarakat Arab, alf digunakan saat menyebutkan angka yang sangat banyak. Tapi, tentu bukan ini juga yang dimaksud dalam surat Al-Qadar.


"Ini yang berfirman Allah. Di kalangan Arab manakala menyebut hitungan yang tanpa batas mereka menyebutkan dengan kata-kata alf. Ini manusia. Di surat Al-Qadar ini, Allah yang berfirman," terangnya.


Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya, Jawa Timur ini mengemukakan bahwa Allah swt adalah satu-satunya dzat yang punya otoritas atas balasan untuk orang yang menjumpai Lailatul Qadar. 


"Kita tahu bahwa Allah yang mutlak, Allah yang tanpa batas. Allah yang menyatakan Lailatul qadri khairun min alfi syahrin. Malam Qadar adalah malam yang lebih baik daripada malam yang tidak terhitung, bukan 83 tahun lebih 4 bulan, bukan 1 juta bulan, bukan 1 miliar bulan. Kita tidak tahu," ujarnya.


Demikian ini harus dimaknai bahwa Lailatul Qadar merupakan wujud kasih sayang Allah dengan memberikan balasan yang setimpal bagi umat Islam yang menemui Lailatul Qadar di bulan Ramadhan.


"Inilah bonus-bonus yang luar biasa yang tidak akan pernah berubah," ucap Kiai Miftach.


Okeh sebab itu, ia mengajak kepada segenap umat Islam agar bersungguh-sungguh mengerjakan ibadah kepada Allah sepanjang Ramadhan. Karena datangnya Lailatul Qadar hanyalah Allah yang tahu.


"Kesempatan demi kesempatan jangan terlewatkan. Gunakan Ramadhan ini seperti Ramadhan yang terakhir dalam kehidupan kita. Artinya kita harus sungguh-sungguh mengisi bulan Ramadhan ini. Tinggalkan perilaku-perilaku yang kemarin kurang bagus," ajaknya.