Nasional MUNAS KONBES NU 2023

KH Muammar ZA Bakal Lantunkan Al-Qur'an di Munas Konbes NU 2023, Ini Profilnya 

Ahad, 17 September 2023 | 22:00 WIB

KH Muammar ZA Bakal Lantunkan Al-Qur'an di Munas Konbes NU 2023, Ini Profilnya 

KH Muammar ZA, Qari legendaris Tanah Air. (Instagram @kh_muammar_za.official).

Jakarta, NU Online
Qori International KH Muammar Zainal Asyikin dijadwalkan membaca tilawah Al-Qur’an pada pembukaan Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2023 yang akan dibuka oleh Presiden Jokowi di Pesantren Al Hamid, Cilangkap Senin (18/9/2023) besok. Kepastian tersebut dikonfirmasi Sekretaris Panitia OC, H Ishfah Abidal Aziz.


“Insyaallah KH Muammar Zainal Asyikin akan melantunkan ayat suci Al-Qur'an di pembukaan Munas Konbes. Sampai hari ini masih konfirmasi hadir,” ucap Gus Alex, sapaan akrabnya, ditemui NU Online di sela ramah-tamah Munas Konbes 2023, Ahad (17/9/2023) malam.


Dikutip dari Ensiklopedia NU, KH Muammar Zainal Asyikin biasa disingkat Muammar ZA adalah seorang hafizh, qari nasional dan internasional, serta pelopor pembacaan Qur'an secara berduet (bersama H Chumaidi) dengan gaya qira’at sab’ah (metode tujuh bacaan). Pembacaan Qur’an-nya masih terus direkam ulang dan diperdengarkan hingga kini.


Lahir di Dusun Pamulihan, Desa Warungpring, Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang, 14 Juni 1954. Setamat SD, Muammar nyantri di Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah. Ia kemudian belajar di Pendidikan Guru Agama (PGA) di Yogyakarta. Ia juga sempat kuliah di IAIN Sunan Kalijaga.


Selama kuliah, ia menggeluti dunia tilawah. Mengikuti MTQ tingkat Provinsi DIY pada 1967, ia berhasil menyabet juara pertama tingkat remaja. Setelah itu, ia selalu menjadi anggota kontingen DIY di MTQ Nasional.


Dari Yogyakarta, Muammar pindah ke Jakarta dan melanjutkan kuliah di PTIQ Jakarta. Pada tahun 1980-an dan 1990-an suara merdunya lazim menghiasi masjid-masjid di Indonesia sebelum Maghrib dan Subuh atau menjelang shalat Jumat, melalui kaset yang diputar melalui tape recorder. Kaset-kasetnya juga diputar dalam acara-acara keagamaan seperti Maulid Nabi.


Inisial ZA di belakang namanya merupakan kepanjangan dari nama ayahnya, H Zainal Asyikin, seorang ulama terpandang di kampungnya. Sedangkan ibunya bernama Hj Mu'minatuI Afifah. Sang ayah juga seorang qari. Setiap akhir malam, sebagai pengurus masjid, ia biasa melantunkan tarhiman, shalawat, dan puji-pujian untuk membangunkan orang-orang guna mendirikan shalat Subuh.


Sejak kecil bersama teman-temannya, Muammar belajar seni baca AI-Qur'an dari teman Iain yang Iebih tua di kampungnya. Ia juga belajar Iangsung kepada kakak Ielakinya, Masykuri ZA, yang kala itu masih mondok sehingga aktivitas belajar mereka dilakukan saat sang kakak sedang Iibur.


Pada 1981, ia mewakili DKI Jakarta dalam MTQ Nasional di Banda Aceh. Di sinilah untuk pertama kalinya ia menjadi juara pertama tingkat nasional. Ia memperoleh hadiah berupa sebuah pesawat televisi. Sedangkan Pemprov DKI Jakarta memberinya tambahan bonus hadiah, yaitu menunaikan ibadah haji secara gratis.


Sejak saat itu, Muammar diundang untuk mengaji di acara-acara pengajian di kota-kota hingga ke kampung-kampung pelosok di Tanah Air. Itu dilakukannya selama bertahun-tahun, hingga sekarang.


Di luar negeri, ia pernah diundang oleh Sultan Brunei Darussalam, Hasanal Bolkiah. Ia juga diundang untuk mengaji di Istana Yang Dipertuan Agong Malaysia, sampai istana raja-raja di Jazirah Arab.


Hingga sekarang suaranya masih sering didengar di acara-acara pengajian dan masjid-masjid. Dua adiknya, Imron Rosyadi ZA dan Istianah mengikuti jejaknya. Imron Rosyadi adalah qari nasional. Sedangkan Istianah sekarang menjadi anggota DPRD Tingkat I Yogyakarta.


Muammar ZA menikahi gadis asal Aceh dan dikaruniai seorang putri dan empat putra. Semenjak 2002 ia mendirikan Pesantren Ummul Qura di Cipondoh, Tangerang, salah satunya adalah untuk mewujudkan cita-citanya mencetak qari dan qariah berkualitas internasional. Ia juga pernah mendapatkan Hadiah Asrul Sani 2014 dari NU Online kategori Tokoh Legendaris.