Nasional HAUL KE-43 KH Wahab Chasbullah

KH Wahab Pembangkit Gelora Perlawanan untuk Indonesia Merdeka

Kam, 4 September 2014 | 21:02 WIB

Jombang, NU Online
KH Wahab Hasbullah dikenal sebagai pendiri dan penggerak Nahdlatul Ulama. Sebelum mendirikan organisasi terbesar di Indonesia bahkan di dunia, Kiai karismatik ini membangkitkan gelora kaum muda untuk cinta tanah air dan melawan penjajah dalam rangka menuju Indonesia merdeka.
<>
Doktrin cinta tanah air ditanamkan KH Wahab kepada para santrinya yang menjadi muridnya di sekolah Nahdlatul Wathon yang didirikan pada 1916, jauh sebelum kemerdekaan.

"Sekolah ini untuk menyiapkan kader bangsa untuk berusaha keras mencapai Indonesia merdeka. Sekolah ini dikhususkan untuk pemuda usia 15-25 tahun," ujar Choirul Anam ang kini sedang menyelesaikan buku KH Wahab Chasbullah sebagai narasumber sarasehan di pesantren Bahrul Ulum, Rabu (3/9).

Salah satu doktrin itu, dikatakan Cak Anam, dituangkan KH Wahab dalam bentuk sya’ir berbahasa Arab “Hubbul Wathon" yang artinya cinta tanah air.

Sya’ir ini dipercaya membangkitkan gelora pemuda melawan penjajah Belanda. Lagu cinta tanah air ini, bahkan menjadi lagu wajib kalangan santri khususnya di sekolah Nahdlatul Wathon, kata Anam.

KH Abdul Adhim Dimyati, salah satu santri Bahrul Ulum mengatakan, selain lagu Hubbul Wathon Mbah Wahab juga menciptakan lagu pengobar semangat anak muda Ansor dengan syair bahasa jawa untuk melawan penjajah.

"Dodor dodor dodor, Barisane dowo# Kalung Baju Ijo, Melaku ne Toto# eh la iko#, Ansor e Teko,Yen di Takoni# Arep e Mbrontak Londo# tuk wak tuk wak. (Berjajar baris memanjang, dengan memakai Baju hijau berjalan rapi# Ya itu, pasukan Banser datang# Ketika ditanya, Jawabannya akan memerangi Belanda, Satu dua, satu dua)," ujar Kiai Adhim menceritakan lagu ini diajarkan orang tuanya saat dirinya baru umur 10 tahun menjelang mondok di Bahrul Ulum.

Dengan melantunkan lagu ini, barisan Ansor dari Magetan, Madiun, Mojokerto, Jombang berangkat menuju Surabaya untuk berperang melawan belanda. "Jadi semua lagu itu ditambah ijazah atau amalan dengan hanya menggunakan bambu runcing, para santri berani melawan penjajah belanda," tandas mantan aktifis Ansor ini menambahkan. 

Choirul Anam mengatakan, ketokohan KH Wahab tidak bisa dipungkiri. Pertempuran di Surabaya 10 Nopember, KH Wahab ikut memimpin pasukan Mujahidin yang bermarkas di Sidoarjo. Sedangkan Laskar Hizbullah dipimpin Zaenal Arifin dan Laskar Sabillah dipimpin Kiai Masykur yang bermarkas di Malang.

"Bagi Mbah Wahab Kemerdekaan Indonesia akan benar-benar terwujud tidak cukup dengan perjuangan di meja perundingan atau diplomasi, tetapi harus pula disiapkan angkatan perang yang siap menghadapi segala bentuk petempuran," tandas Anam. (Muslim Abdurrahman/Alhafiz K)