Nasional

Khilma Anis: Saya Nggak Bilang Hati Suhita Film Bergenre Pesantren

Rab, 31 Mei 2023 | 11:00 WIB

Khilma Anis: Saya Nggak Bilang Hati Suhita Film Bergenre Pesantren

Ilustrasi Film Hati Suhita. (Foto: Instagram/@filmhatisuhita)

Jakarta, NU Online

Film Hati Suhita terus menjadi perbincangan hangat di media sosial sejak diputar serentak di bioskop pada 25 Mei lalu. Tak hanya menjadi magnet bagi para pasangan suami-istri (pasutri). Film berlatar pesantren ini juga menyedot banyak organisasi atau komunitas untuk nonton bareng (nobar). Sampai hari ke-4 diluncurkan penonton Hati Suhita capai 170.715.


Penulis novel Hati Suhita, Khilma Anis menyampaikan bahwa film yang didasarkan pada novel karyanya sebagai sebuah film ingin menyuguhkan budaya pesantren kepada orang-orang Jawa serta memperkenalkan filosofi Jawa kepada orang-orang pesantren dan ajaran pesantren kepada orang Jawa.


"Dari awal saya enggak bilang film itu genre pesantren nggih. Karep kulo ngaten mriko (harapan saya begitu, ke situ), tapi namanya film bolak-balik hiburan jadi mudah-mudahan bisa menghibur," jelas Khilma kepada NU Online, Rabu (31/5/2023)


Film Hati Suhita disutradarai Archie Hekagery dibintangi sejumlah aktor dan aktris muda berbakat. Seperti Nadya Arina (Alina Suhita) Omar Daniel (Gus Birru) Anggika Bolsterli (Ratna Rengganis). Kemudian, Desy Ratnasari (Ummik), David Chalik (Abah), Ibrahim Risyad (Kang Dharma), Wafda Saifan (Mas Arya), Devina Aureel (Aruna), Widyawati (Mbah Putri), Slamet Rahardjo (Mbah Kung).


"Orang-orang boleh belajar dari para pemain film seperti Umi, Abah, Gus Biru, Alina, Rengganis atau Aruna. Harapan saya enggak muluk-muluk kalaupun tidak ada yang bisa dipelajari dari apa yang sudah disajikan itu mudah-mudahan bisa jadi hiburan," jelasnya.


Ia berharap hadirnya Suhita di dunia perfilman menjadi vitamin bagi yang membutuhkan. "Ya mudah-mudahan bisa semangat berkarya. Film itu vitamin untuk yang butuh vitamin aja, kalau enggak butuh vitamin, iya enggak usah nonton," katanya.


Khilma mengaku senang melihat antusias penonton menyaksikan film berdurasi 2 jam 17 menit itu. Pasalnya, membuat film butuh perjuangan mulai pemilihan sutradara, pemain, wardrobe, lokasi syuting, editing, trailer, kepastian jadwal tayang sampai gala premier di 17 kota. 


"Kulo (Aku) tidak menyangka penonton bakal sebahagia ini karena bikin film perjuangannya berat. Panjang sekali perjalanannya ketika kemudian teman-teman antusias saya bahagia sekali," ujar Khilma.


Kontributor: Suci Amaliyah
Editor: Syakir NF