Kiai Kampung lebih Berperan Ketimbang Ulama Timteng
NU Online · Jumat, 27 Juli 2012 | 13:36 WIB
Jakarta, NU Online
Banyaknya ulama tersohor di Timur Tengah (Timteng) belum bisa menjadi solusi bagi pergolakan sosial dan politik yang ada. Indonesia dinilai lebih beruntung, meski hanya memiliki kiai kampung, masyarakatnya sanggup hidup integral secara harmonis.
<>
“Kiai kampung masih bisa berperan. Kita mampu menjaga persatuan dan kesatuan,” terang Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, ketika membuka pelatihan dai-daiyah NU di Jakarta, Jumat (27/7).
Kang Said, sapaan akrab KH Said Aqil Siroj, menyebut beberapa ulama, seperti Wahbah Zuhaili, Said Ramadhan al-Buwaithi, Syaikh Ali Jum’ah, dan Yusuf Qaradlwi. Mereka adalah cendekia muslim istimewa dengan beragam karya yang dirujuk masyarakat dunia. “Mereka belum bisa berperan efektif,” katanya.
Ulama Indonesia, sambungnya, memang tidak sedalam ulama Timur Tengah dalam hal karya-karya tulis. Namun, bicara soal fungsi sosial dan kebudayaan kiai tanah air dianggap lebih unggul. “Ulama Timur Tengah yatafaqqahu kenceng tapi yundziru qaumahum-nya lemah,” ujarnya.
Hal ini dibuktikan dengan kemampuan para ulama Nusantara dalam mengintegrasikan semangat Islam dan kebangsaan. Mereka berhasil merumuskan tiga ukhuwah, yaitu ukhuwah islamiyah (persaudaraan sesama muslim), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan kebangsaan), dan ukhuwah insaniyah (persaudaraan kemanusiaan).
“Dengan ini, kita memperjuangkan negara berarti mengamalkan Islam, memperjuangkan Islam berarti memperjuangkan negara,” tandasnya.
Menurut Kang Said, ini ditunjang oleh pemahaman para kiai dalam menggunakan fiqhud da’wah (fiqih berdakwah), yang dibedakan dengan fiqul ahkam (fiqih hukum) dan fiqhul hikmah (fiqih kebijaksanaan).
“Jadi mendalami agama tidak cukup dengan jenggot, tidak cukup dengan jidat hitam, tidak cukup dengan celana setengah kaki,” tandasnya.
Redaktur: Mukafi Niam
Penulis : Mahbib Khoiron
Terpopuler
1
Niat Puasa Arafah untuk Kamis, 5 Juni 2025, Raih Keutamaan Dihapus Dosa
2
Laksanakan Puasa Tarwiyah Lusa, Berikut Dalil, Niat, dan Faedahnya
3
Menggabungkan Qadha Ramadhan dengan Puasa Tarwiyah dan Arafah, Bolehkah?
4
Khutbah Idul Adha: Mencari Keteladanan Nabi Ibrahim dan Ismail dalam Diri Manusia
5
Terkait Polemik Nasab, PBNU Minta Nahdliyin Bersikap Bijak dan Kedepankan Adab
6
Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi Beasiswa PBNU ke Maroko 2025, Cek di Sini
Terkini
Lihat Semua