Nasional

Kiai Mas Subadar Penjaga “Wewangen” Fiqh

NU Online  ·  Ahad, 31 Juli 2016 | 23:02 WIB

Jakarta, NU Online
Kepergian Rais Syuriyah PBNU KH Mas Subadar Pasuruan, Jawa Timur menyisakan kesedihan mendalam tak hanya bagi keluarga, santri, masyarakat, organisasi, tapi juga sahabat-sahabatnya. Salah satu yang merasa kehilangan adalah KH Masdar F. Mas’udi.  

Kiai Masdar yang juga Rais Syuriyah PBNU terkenan akan forum-forum bahtsul masail PBNU. Dia dan Kiai Mas Subadar sering terjadi perbedaan pendapat.

Bisa dikatakan, pendapat yang disampaikan Kiai Masdar selalu bertolak belakang dengan pendapat Kiai Mas Subadar. Tapi karena itulah forum menjadi dinamis.

“Saya berterima kasih banyak dengan pendapat dan sikapnya itu! Allah yarham!” ujarnya mendoakan.

Dari forum semacam itu, Kiai Masdar bisa mengetahui kealiman dan kedalaman Kiai Mas Subadar dalam bidang fiqh.

“Saya bersaksi almarhum itu kiai besar dan seorang faqih dengan ketelitian yang sangat tinggi. Bacaannya luas, mendalam dengan keteguhan yang hampir tak kenal kompromi dalam memegangi wewangen (norma-norma) fiqh,” jelasnya kepada NU Online Ahad (31/7).

Dengan demikian, NU kehilangan besar atas kepergiannya. “Semoga almarhum diterima dengan suka cita dalam sorga-Nya. Dan keluarga yang ditinggalkannya pun dapat menerima takdir ini dengan lapang dada dan keikhlasan. Selamat jalan ke alam baqa, Kyai,” pungkasnya.

Kiai Mas Subadar meninggal pada Sabtu malam (30/7). Ia adalah salah seorang dari sembilan kiai terpilih yang masuk pada ti Ahlul Halli wal ‘aqdi pada Muktamar ke-33 Jombang, Jawa Timur. (Abdullah Alawi)