Nasional

Kiai Misbahul Munir: Istighfar Bisa Datangkan Rezeki

Ahad, 14 November 2021 | 04:30 WIB

Kiai Misbahul Munir: Istighfar Bisa Datangkan Rezeki

Tangkap layar video ceramah Pengasuh Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur’an (PIQ) Al-Misbah Jakarta, KH Misbahul Munir.

Jakarta, NU Online

Pengasuh Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur’an (PIQ) Al-Misbah Jakarta, KH Misbahul Munir menyampaikan beberapa keutamaan membaca istighfar dari hadits Nabi Muhammad. Salah satunya, istighfar bisa mendatangkan rezeki. 

 

"Orang yang memperbanyak baca istighfar dapat mendatangkan rezeki. Daripada mengeluh, lebih baik membaca istighfar. Sebaliknya, kalau kita banyak dosa itu menyebabkan rezeki seret (tersendat)," terang Kiai Misbah dalam Istighotsah dan Doa Bersama, dikutip NU Online, Sabtu (13/11/2021) dari Kanal Youtube Majelis Telkomsel Taqwa.


 
Dijelaskan, Rasulullah pernah menyampaikan agar umat Islam senantiasa memperbanyak membaca istighfar. Sebab Allah akan memberikan jalan keluar dari berbagai kesulitan dan kesusahan yang sedang dihadapi. 

 

"Apabila telah banyak dosanya seorang hamba itu, sedangkan dia tidak mempunyai amal yang dapat melebur dari dosanya. Istighfar tidak ada, kebaikan juga tidak ada, dosa menumpuk. Maka Allah akan menguji orang itu dengan kesedihan. Hidupnya susah, rezekinya masalah. Itu terjadi kalau dia banyak dosa sedangkan dia tidak baca istighfar," katanya.

 

Wakil Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) ini mengatakan, membaca istighfar sebanyak-banyaknya sangat dianjurkan bagi orang mukmin yang sedang mengalami kesedihan akibat menghadapi persoalan seperti masalah keluarga, pekerjaan, dan ekonomi. 

 

"Allah akan menguji dengan kesedihan dan kesusahan. Solusinya, barangsiapa membaca istighfar maka otomatis kesedihannya akan berkurang karena telah melebur dosanya, bukan dengan kesedihan, kerepotan, kesusahan, tetapi dilebur dengan istighfar. Kalau kita membaca istighfar, insyaallah Allah akan memberikan rezeki yang tidak disangka-sangka," terang Kiai Misbah.

 

Ia lantas menyampaikan hadits Rasulullah yang berbunyi, li kulli syai’in hilya wa hilatudzunuh al-istghfar. Setiap sesuati memiliki perhiasan dan perhiasan dari dosa adalah membaca istighfar. Dalam riwayat lain dikatakan, barangsiapa membaca istighfar maka Allah akan mengampuninya walaupun lari dari medan perang. 

 

"Jadi lari dari barisan perang, itu termasuk dosa besar. Jadi kalau sudah ada kewajiban perang, berjihad, kemudian dia lari dari barisan maka itu termasuk dosa besar. Itu pun kalau membaca istighfar, akan dimaafkan oleh Allah," terang Direktur Aswaja Center PBNU itu.

 

Bahkan Rasulullah mengatakan, kata Kiai Misbah, orang yang ketika berbuat salah kemudian langsung membaca istighfar sebanyak 70 kali dalam sehari maka tidak dianggap sebagai orang yang terus-menerus berbuat dosa. 

 

"Di dalam agama ini (Islam), kita membaca istighfar 70 kali gara-gara kesalahan dan dosa kita, ini tidak termasuk orang yang israr, yaitu orang yang terus menerus berbuat dosa. Masih dimaafkan (oleh Allah). Maka Rasulullah menyampaikan, apabila kamu banyak dosa maka carilah pengampunan kepada Allah dengan membaca istighfar," tegas Kiai Misbah.

 

Hanya saja, kalau perbuatan dosa itu berkaitan dengan sesama manusia maka harus meminta maaf kepada yang bersangkutan. Selain itu, wajib pula mengembalikan harta atau hak mereka yang telah kita ambil. 

 

"Kita harus minta maaf dan niat untuk tidak kembali lagi. Tidak cukupl ah kalau kita nyolong (mencuri) kemudian meminta maaf. Hak adami tetap dikembalikan (berlaku),” jelas kiai kelahiran Probolinggo, Jawa Timur, pada 3 Juni 1972 itu. 

 

Kiai Misbah lantas mengajak umat Islam untuk berzikir kepada Allah tanpa henti, tetapi tetap disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Ketika memperoleh nikmat, berzikir alhamdulillah. Saat mendapat musibah, ucap innalillah. Kalau banyak dosa, astgahfirullah. Apabila berjanji, insyaallah. Manakala merasa berat dalam berbuat baik, baca laa hawla wa laa quwwata illa billah. 

 

"Jadi sesuaikan zikirnya. Tetapi zikir yang paling utama adalah laa ilaaha illallah. Itu upaya dari ikhtiar agar kita dekat kepada Allah," jelas Kiai Misbah.

 

Ditegaskan, orang yang masih diberi kesempatan untuk berzikir kepada Allah itu tanda dicintai-Nya. Biasanya, kata Kiai Misbah, kalau Allah marah kepada seseorang maka akan dibuat orang tersebut susah dan berat untuk berzikir kepada-Nya. 

 

"Mudah-mudahan (berzikir) melalui media sosial yang ada ini seperti Zoom, Youtube, Facebook, dan Instagram, kita akan tetap mendapatkan aura positif dari yang kita lakukan. Jangankan membaca, karena tidak hafal dan mengerti, dengarkan saja dari awal dalam hati (dan ucapkan) amin, insyaallah ada manfaat dan barakahnya," pungkas Kiai Misbah.


Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Kendi Setiawan