Nasional

Kiai Said Sebut Indonesia sebagai Bangsa yang Berkarakter

Kam, 12 September 2019 | 15:15 WIB

Kiai Said Sebut Indonesia sebagai Bangsa yang Berkarakter

KH Said Aqil Siroj (Foto: NU Online/Husni Sahal)

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) KH Said Aqil Siroj menekankan pentingnya akhlak yang mulia. Pasalnya, jika masyarakat memiliki akhlak yang mulia, maka akan melahirkan bangsa yang bermartabat dan berkarakter.
 
"Sebenarnya kita, bangsa Indonesia nature-nya bangsa yang berkarakter, berbudaya," kata Kiai Said saat mengisi seminar bertajuk 'Selamatkan Indonesia dari Radikalis, Teroris, dan Separatis' yang digelar LPOI di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (12/9).  
 
Menurut Kiai Said, bangsa Indonesia memiliki budaya yang tidak kalah baik dibandingkan dengan budaya yang ada di negara Timur Tengah. Untuk itu, pelajar Indonesia yang sedang mengenyam pendidikan di Timur Tengah agar tidak minder dengan budayanya sendiri.
 
"Jadi ketika kita belajar ke Timur Tengah, mari kita bawa pulang ilmunya, bukan budayanya karena kami memiliki budaya yang sangat tinggi," ucapnya.
 
Begitu juga ketika pelajar Indonesia tengah mendalami ilmu pengetahuan di negara-negara barat, baik di Eopa atau Amerika, sudah seharusnya tidak membawa budaya barat ke Indonesia. Budaya barat, seperti minum alkohol tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Budaya Indonesia tidak membenarkan orang minum alkohol.
 
"Di sini Indonesia, Bung, bukan Amerika (yang membebaskan orang minum alkohol). Kita harus bangga budaya kita," jelasnya.
 
Menurutnya, puncak dari budaya bangsa Indonesia adalah sebagaimana yang digambarkan Allah dalam Al-Qur'an Surat Al-An'am ayat 108: "Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan (budaya) mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan".
 
"Al-Qur'an melarang keras kita mencaci-maki satu sama lain, mencaci maki budaya, peradabannya, norma-normanya, nilai-nilainya yang mereka (non-muslim) yakini, Al-Qur'an melarang keras, banyak ayat seperti itu," ucapnya.
 
Lebih lanjut Kiai Said menyatakan bahwa siapa pun yang menunjukkan perilaku yang menimbulkan keresahan di masyarakat dengan mengatasnamakan agama, maka disebut sebagai kezaliman.
 
"Yang paling zalim adalah orang melakukan kejahatan dengan mengatasnamakan Islam: membunuh, membakar, merusak dengan atas nama Islam. Tidak ada yang lebih zalim daripada itu (membuat kerusakan atas nama agama)," jelasnya.
 
Pewarta: Husni Sahal
Editor: Abdul Muiz