Nasional

Kiat Jadikan Umrah Asyik dan Menginspirasi menurut Dosen UIN Jakarta

Ahad, 24 September 2023 | 10:00 WIB

Kiat Jadikan Umrah Asyik dan Menginspirasi menurut Dosen UIN Jakarta

Dosen UIN Jakarta Arnis Silvia saat memisahkan diri dari rombongan demi kekhusyukan ibadah di Masjidil Haram. (Foto: Dok Arnis)

Jakarta, NU Online
Bagi sebagian masyarakat Muslim Indonesia, ibadah umrah menjadi jalan keluar untuk menumpahkan rindu berziarah ke Baitullah dan makam Rasulullah saw. Pasalnya, menunggu antrean haji bisa berpuluh-puluh tahun. Oleh karena itu, mereka bersemangat mendaftarkan diri untuk umrah.

 

Kesaksian tersebut dikatakan Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDIKOM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Arnis Silvia, kepada NU Online, Sabtu (23/9/2023).


"Jika menunggu antrean haji, maka akan terlalu lama rasanya bisa mengunjungi Baitullah dan Masjid Nabi. Biasanya, jamaah yang sudah mendaftar haji. Nah, sembari menunggu keberangkatan yang lebih dari 20 tahun, misalnya, berangkat umrah sebagai wujud rindunya pada Tanah Suci,” ujarnya.

 

Bagi Arnis, sapaan akrabnya, umrah menjadi momen penting untuk me-recharge mental spiritual. Salah satunya melalui shalat di Masjid Nabawi Madinah dan Masjidil Haram Makkah.


"Atau bisa juga melalui berdoa di Raudlah dan depan Multazam. Ini memiliki dampak energi healing yang luar biasa. Sebagai manusia, pasti ada luka batin, luka pengasuhan, inner child yang terluka, trauma, dan sebagainya,” ungkap perempuan kelahiran Jember, Jawa Timur, ini.


Menumpahkan segala keluh-kesah di dua masjid tersebut, lanjut Arnis, hati menjadi plong. Namun, tidak menjadi kosong. Sebaliknya, terasa demikian penuh dengan kasih sayang dari Allah swt.


“Saya rasa, bagi yang mampu, meniatkan untuk umrah setiap 3-5 tahun adalah hal yang baik, daripada menghabiskan uang untuk liburan atau wisata biasa. Selain bisa jadi spiritual healing, melaksanakan umrah secara periodik bisa menjadi alat muhasabah yang baik. Semacam evaluasi diri dari aspek duniawi dan ukhrawi,” tuturnya.


Tips umrah menginspirasi
Saat ditanya tentang tips menjadikan ibadah umrah lebih menarik sekaligus menginspirasi, Arnis yang baru sepekan pulang umrah kali pertama ini mengajukan sejumlah tips. Pertama, mempelajari itinerary yang sudah disiapkan oleh travel terkait apa saja tempat yang dikunjungi dan berapa lama rangkaian umrah. Lalu pelajari sejarah tempat-tempat tersebut.

 

“Hal terpenting adalah pilihlah travel dengan integritas yang baik. Tentu yang sudah terdaftar dan berizin di Kemenag. Jelas rekam jejaknya. Jelas pula siapa pendiri dan pengurusnya,” kata kandidat doktor bidang filsafat University of South Australia ini.

 

Kedua, membuat koneksi (ketersambungan) antara sejarah tempat tersebut dengan kehidupan saat ini. Mengoneksikan sejarah dengan kehidupan kekinian, dengan cara mengambil ibrah dari kisah-kisah terdahulu.

 

“Misalnya di lokasi sekitar Masjid Nabawi, dahulu merupakan kuburan orang-orang musyrik. Lalu digali, diratakan, kemudian dibangun komplek masjid,” ujarnya mencontohkan.


“Ibrahnya bagi saya, adalah, sesuatu yang baik bisa menggantikan sesuatu yang buruk. Maka, dalam kehidupan saat ini, jika seseorang pernah berbuat kesalahan di masa lalu, maka semangatlah untuk ‘mengganti’-nya dengan hal-hal baik dan shalih,” sambung pemerhati keluarga maslahah ini.

 

Arnis menambahkan, di makam Nabi Muhammad saw terdapat makam sejumlah sahabat. Ini mengingatkan akan perjuangan dan keteguhan. Semangat itu yang harus diteladani dalam kehidupan saat ini, dalam hal agama maupun aspek hidup lain, seperti berkeluarga, pendidikan, pekerjaan, peran sosial.

 

“Kisah Sa’i, misalnya, saya hubungkan dengan peran saya sebagai ibu. Siti Hajar menunjukkan unconditional love dan unrelenting struggle seorang ibu terhadap anaknya, Ismail. Saya terinspirasi untuk melakukan yang terbaik, memperjuangkan kebaikan untuk anak-anak saya, nirakati anak-anak. Tiap langkah Sa'i, saya baca doa dan memaknainya. Membayangkan diri sebagai ‘Hajar’ di waktu kini dalam perjuangan yang berbeda," paparnya.

 

Ketiga, pergi ke masjid lebih baik tidak beserta rombongan. Agar bisa shalat khusyu, doa personal, dan zikir lebih lama. Dengan demikian, ia tak banyak diinterupsi obrolan dengan teman serombongan.

 

Keempat, buat daftar doa dari rumah. Buat daftar segala hal yang minta diampuni dan dimaafkan oleh Allah. Buat daftar segala hal yang ingin diminta sama Allah. Buat daftar orang-orang yang ingin kita maafkan meski mereka tidak minta maaf. Minta agar hati kita dilapangkan dan diikhlaskan meski disakiti oleh orang-orang tersebut.

 

Kelima, ketahui waktu-waktu khusus untuk bisa pergi ke tempat-tempat istimewa tanpa kerumunan. Raudlah free entry (bebas masuk) tiap usai Isya sampai tengah malam. Ka'bah juga lebih sepi sebelum Subuh.

 

"Nah, pergilah dan berlama-lamalah di sana di jam-jam itu. Lalu, berdialoglah dengan Allah. Mintalah syafaat kepada Rasulullah dengan sepuas-puasnya," pungkas Arnis.