Nasional HARI KESEHATAN MENTAL DUNIA

Kisah Haru Pasutri yang Mendedikasikan Diri Rawat ODGJ

Sen, 10 Oktober 2022 | 16:00 WIB

Kisah Haru Pasutri yang Mendedikasikan Diri Rawat ODGJ

Kisah Haru Pasutri yang Mendedikasikan Diri Rawat ODGJ. (Foto: tangkapan layar channel youtube Sinau Hurip).

Jakarta, NU Online
Pasangan suami istri (pasutri) di Kudus, Jawa Tengah, Sukaryo Adi Putra (44) dan Heni Mustikaningati (35) dengan suka rela mendedikasikan diri untuk merawat dan mengurus orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di jalanan. Motivasi mereka berdua mengurus ODGJ adalah menguatkan segala teori kehidupan yang selama ini dipelajari.

 

Teori yang dimaksud, yakni memanusiakan manusia dan mengedukasi masyarakat bahwa ODGJ adalah manusia yang mempunyai hak yang sama.

 

Wong iku rasane ora mati meski gangguan jiwa (manusia itu sebenarnya tidak mati meskipun mengidap gangguan jiwa),” demikian keyakinan Adi, di kanal Youtube Sinau Hurip, dikutip NU Online, Senin (10/10/2022).

 

Adi sendiri merupakan seorang pengajar, namun istrinya Heni cukup menguasai ilmu psikologi, secara experience (pengalaman) Heni lebih sering berinteraksi dengan ODGJ, dan secara knowledge dia punya pengetahuan dan pemahaman terkait itu.

 

“Mbak Heni pernah praktik di rumah sakit jiwa memang, PKL di rumah sakit jiwa, dan sekarang ambil profesi psikolog,” terang Adi.

 

Bagi Adi, melayani ODGJ yang telantar adalah panggilan hidup. Sejak 2007, pasutri pemilik kanal Youtube Sinau Hurip itu turun ke jalan untuk merawat para ODGJ. Lewat kanal Youtubenya, mereka mengajak sesama untuk belajar hidup dari mereka yang tersingkirkan.

 

“Pertama kali saya menemui ODGJ itu di alun-alun Tayu, Pati, pada 2007. Pada saat itu saya ajak mereka mengobrol dan memberi makan, tapi dia gak mau diajak ngobrol. Nah itu pertama kalinya,” ungkap Adi.

 

“Namun konten Sinau Hurip sendiri mulai tergarap di saat awal pandemi,” sambung dia.

 

Ia kemudian menceritakan kesehariannya yang sering bertemu dengan ODGJ. Satu waktu ia bertemu dengan ODGJ yang membawa 16 parang namun saat dihitung ulang  jumlah parang hanya tersisa 15, rupanya satu parang yang lain ia (ODGJ) sembunyikan.

 

Berdasarkan pengalaman itulah, Adi mewanti-wanti untuk tidak nekad, karena meski tak semua ODGJ berbahaya namun harus tetap waspada, khawatir bila tiba-tiba halusinasi ODGJ itu muncul.

 

"Jangan salah ODGJ itu sangat peka dan sensitif. Pada kondisi tertentu, terutama yang agresif, kita akan peluk ODGJ itu dulu. Setelah dipeluk mereka tenang, dan kebanyakan dari mereka itu bisa berbagi cerita tentang asalnya, kampung halaman, orang tua, keluarga, setelah kita mandikan," ucap Adi.

 

Hal itu menjadi alasan mengapa chanel "Sinau Hurip" selalu memuat konten untuk memandikan ODGJ, karena setelah mereka mandi ODGJ itu bisa bercerita tentang diri mereka.

 

"Setelah mereka mandi, ODGJ itu bisa berbagi cerita tentang dia, namanya, asalnya dari mana. Itu kebanyakan setelah mandi," terangnya.

 

Berhasil memulangkan 87 ODGJ
Hingga saat ini, kedua pasutri itu telah berhasil memulangkan 87 ODGJ ke keluarga. “Itu setelah tayang sekian bulan, saya yakin pada saat Tuhan menghendaki dia pulang pasti pulang. Alhamdulillah akhirnya dikenali oleh keluarganya, meski ODGJ itu tidak berbicara," katanya.

 

Untuk proses pemulangan ODGJ ini, tambah Adi ada dua cara. Pertama keluarganya yang menjemput atau diantar oleh Sinau Hurip. “Cuma kalau diantarkan biasanya Sinau Hurip bisa mengantarkannya tiap weekend,” imbuh Adi.

 

Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Aiz Luthfi