Nasional

Kolaborasi Berbagai Pihak Diperlukan dalam Pengurangan Risiko Bencana

Kam, 29 Juli 2021 | 11:45 WIB

Kolaborasi Berbagai Pihak Diperlukan dalam Pengurangan Risiko Bencana

Relawan LPBINU membantu evakuasi warga di lokasi banjir. (Foto: dok NU Online)

Jakarta, NU Online

Wakil Sekretaris Jenderal PBNU, Andi Najmi Fuaidy menegaskan pentingnya kolaborasi dan sinergi berbagai pihak dalam upaya pengurangan risiko bencana.

 

Karena itu, ia sangat mendukung adanya pelatihan Pengelolaan Risiko Bencana pada program Penguatan Ketangguhan Masyarakat dalam Menghadapi Covid-19 dan Bencana Alam (PKMM-CBA) yang diadakan Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU). Pelatihan berlangsung 28-31 Juli 2021 secara daring.
 

 

"Melalui pelatihan ini diharapkan para peserta dapat saling berbagai informasi dan berdiskusi serta menemukan solusi untuk mengurangi dampak bencana," kata Andi Najmi dalam pembukaan pelatihan, Rabu (28/7/2021).

 

Menurut Andi, bencana kesehatan yang sedang berlangsung bisa didekati secara sains. Manusia diberi akal dan pengetahuan untuk mendekati dan menangani Covid-19. "Kita tidak boleh mempertentangkan kehendak Tuhan yang satu dengan yang lain selama memahaminya dengan benar," kata Andi Najmi.

 

Pemerintah, sebut Andi, tidak bisa sendiri dalam menangani pandemi. "Harus berkolaborasi dengan berbagai pihak termasuk ormas," tegasnya.

.
Pelatihan ini menghadirkan beberapa narasumber yang mumpuni di bidangnya masing-masing. Beberapa materi dalam pelatihan ini adalah Pengantar Penanggulangan Bencana (Catur Sudiro), Kajian Risiko Bencana Partisipatif dan Pengorganisasian Masyarakat (Mart Widarto), Isu Lapis Sanding dalam Pengelolaan Risiko Bencana (Agatia W dan Risa Yudhiana), dan Perangkat Kajian Risiko Bencana Partisipatif (Petrasa Wacana).

 

Pada saat pembukaan pelatihan juga dilakukan peluncuran film pendek berjudul Melawan Pandemi: Belajar dari Masyarakat di Sembilan 9 Kabupaten/Kotamadya, di Tiga Provinsi di Indonesia.

 

Film ini merupakan film dokumenter yang merangkum pelaksanaan program Penguatan Ketangguhan Masyarakat dalam Menghadapi Covid-19 dan Adaptasi Kebiasaan Baru (PKMM COVID-19) yang dilaksanakan pada Juli 2020-Maret 2021.

 

Film juga merupakan dokumen berharga yang dapat dijadikan pembelajaran bagi semua pihak untuk memperkuat ketangguhan masyarakat dalam menghadapi Covid-19 dan adaptasi kebiasaan baru melalui berbagai upaya pencegahan Covid-19 berbasis masyarakat dan pemberian dukungan kepada masyarakat yang paling terdampak Covid-19.

 

Pelatihan diikuti 31 peserta yang merupakan tim pelaksana program dari Kabupaten Lamongan, Gresik, Kabupaten Sidoarjo, Pasuruan, Malang, Kotamadya Kediri (Jawa Timur), Kabupaten Buleleng (Bali) dan Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Selain itu, peserta pelatihan juga berasal dari tim pusat program.  

 

Pada pelatihan yang didukung oleh DFAT Australia melalui Siap Siaga Palladium itu, Ketua LPBI PBNU M Ali Yusuf mengatakan, pelatihan ini dimaksudkan untuk memberikan bekal kepada seluruh pelaksana program agar dapat mempromosikan dan mengajak semua pihak untuk mendukung upaya pengurangan risiko bencana.

 

"Tujuannya agar setiap potensi ancaman bencana bisa ditangani dan dampak kejadian bencana bisa dikurangi atau diminimalisasi," ujarnya.

 

Menurut Ali Yusuf, Program PKMM-CBA yang dilaksanakan oleh LPBINU ini berbasis RW dan menyasar langsung rumah tangga/keluarga. Lingkup program meliputi kampanye publik untuk memperkuat upaya pencegahan Covid-19 berbasis masyarakat termasuk melalui rumah ibadah, pembuatan update data warga terpilah berbasis geospasial, penyediaan dan pemanfaatan fasilitas pendukung pelaksanaan protokol kesehatan termasuk fasilitas karantina berbasis RW.


Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Alhafiz Kurniawan