Nasional MUKTAMAR KE-34 NU

Komisi Program Muktamar NU Beberkan Sejumlah Bidang Penguat Kualitas SDM NU

Ahad, 26 Desember 2021 | 09:00 WIB

Komisi Program Muktamar NU Beberkan Sejumlah Bidang Penguat Kualitas SDM NU

Ilustrasi SDM NU. (Foto: Dok. NU Online)

Bandarlampung, NU Online
Komisi Program Muktamar ke-34 NU Lampung membeberkan beberapa bidang penunjang kualitas sumber daya manusia (SDM) di lingkungan NU. Terdapat 4 bidang yang menjadi prioritas. Pertama, Bidang Pendidikan.


Sekretaris Komisi Program Muktamar NU Rumadi Ahmad mengatakan, bidang ini dimaksudkan sebagai ikhtiar untuk membangun karakter manusia Aswaja, yakni memiliki cara berfikir, bersikap, dan bertindak sesuai dengan ajaran maupun nilai-nilai Aswaja an-Nahdliyah.


“Pendidikan juga dimaksudkan untuk melahirkan manusia yang berkepribadian Indonesia, berakhlak mulia, cerdas, terampil, dan berguna bagi kemaslahatan diri, keluarga dan umat,” kata Rumadi.


Agar semi itu tercapai, lanjut dia, diharapkan seluruh penyelenggaraan dan pendirian pendidikan di lingkungan NU berada dalam satu payung hukum, yaitu Perkumpulan NU. Mulai dari pendidikan formal yang diselenggarakan di madrasah maupun sekolah, baik kejuruan maupun umum dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.


“Nah, semuanya itu diarahkan ke lembaga berbadan hukum yang dimiliki NU, agar lembaga pendidikan dan seluruh aset yang dimiliki aman,” terangnya dalam rapat sidang Komisi Program di Graha Bintang, Universitas Malahayati, Lampung, pada Kamis (23/12/2021).


Kedua, untuk pendidikan non-formal atau informal seperti melalui pesantren, Raudlatul Atfal (RA), PAUD, majelis-majelis taklim, diskusi, kursus keterampilan, pelatihan, dan lainnya, diharapkan mempunyai derajat akreditasi yang prima.


“Sarana dan prasaran Lembaga Pendidikan di lingkungan NU harus diarahkan agar memiliki keandalan dan kelengkapan baik untuk meningkatkan kualitas kelembagaannya maupun kualitas lulusannya,” ucapnya.


Ruang lingkup kedua adalah Bidang Kesehatan. Menurut Rumadi bidang ini sangat berkaitan dengan kualitas SDM.  Layanan kesehatan dimaksudkan untuk menjamin keadaan setiap orang dapat memperoleh derajat kesehatan yang memungkinkannya hidup produktif secara sosial dan ekonomi.


“Hanya manusia sehat yang dapat berkembang dan dapat berprestasi,” ujar Rumadi.


Penguatan SDM yang berkualitas di lingkungan NU melalui pengembangan pelayanan kesehatan, lanjutnya, dapat diwujudkan melalui pelayanan kesehatan di tingkat basis/warga, pusat pelayanan kesehatan dalam bentuk rumah sakit, Klinik maupun Balai Pengobatan.


Harapannya, pusat-pusat pelayanan kesehatan NU lewat berbagai pelayanan maupun kegiatan dapat mengurangi masalah kesehatan di masyarakat. Di antaranya kematian ibu melahirkan dan anak yang dilahirkan, stunting, penyebaran penyakit infeksi menular, masalah-masalah kesehatan reproduksi perempuan maupun lelaki.


“Indikator pelayanan kesehatan dapat dilihat dari menurunnya jumlah masalah kesehatan di masyarakat,” terang pria asal Jepara Jawa Tengah ini.


Memperhatikan tumbuh kembang pengelolaan, penyelenggaraan dan atau pendirian rumah sakit, klinik dan balai pengobatan di lingkungan NU, komisi program menilai sudah saatnya badan pengelola kesehatan NU memiliki struktur organisasi di tingkat pusat, wilayah dan cabang NU yang bertanggung jawab langsung kepada PBNU.


“Bentuk kelembagaannya terdiri dari badan pengurus dan pelaksana. Badan pengurus ditunjuk dan diangkat oleh PBNU dengan periode masa jabatan sama dengan PBNU,”  katanya.


Ketiga, Bidang Ketenagakerjaan. Rumadi menilai bidang ini termasuk yang belum mendapat perhatian secara maksimal dari NU. Utamanya SDM yang masuk dalam lapangan kerja sebagai buruh perusahaan swasta maupun BUMN/D, baik yang berada di dalam maupun di luar negeri. Padahal bidang ini menjadi salah satu elemen penting untuk mentapai kemandirian ekonomi seperti yang dicita-citakan NU ke depan.


“Perhatian besar terhadap SDM NU yang berada dalam sektor ketenagakerjaan akan memberikan kontribusi terhadap membaiknya angka Indek Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia,” ungkapnya.


Keempat, program lewat kaderisasi dan pergerakan yang dilakukan secara berkelanjutan dan berjenjang kepada SDM di lingkungan NU, baik struktural maupun  non struktural. Kaderisasi merupakan jantung dari suatu oraganisasi.


Semakin gencar gerakan kaderisasi, lanjut dia, maka semakin besar dan kokoh pula organisasi tersebut. NU merupakan organisasi Islam terbesar di dunia, NU tidak boleh lengah untuk melakukan kaderisasi secara konsisten demi terwujudnya cita-cita organisasi.


“Kaderisasi merupakan darah segar yang akan memperbaiki sirkulasi kepemimpinan dan penempatan kader baik secara internal NU maupun secara eksternal kemasyarakatan dan kenegaraan,” ungkapnya.


“Kaderisasi yang bagus akan melahirkan harakah NU agar organisasi berjalan baik dan alih generasi secara damai, namun demikian tetap mempertahankan kualitas kepemimpinan dan pengabdian,” jelas Rumadi.


Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Musthofa Asrori