Nasional

Kunjungi PBNU, Bappenas Bahas Kerja Sama Pembangunan Berkelanjutan 

NU Online  ·  Senin, 7 Maret 2022 | 16:30 WIB

Kunjungi PBNU, Bappenas Bahas Kerja Sama Pembangunan Berkelanjutan 

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menerima kunjungan Menteri PPN/Bappenas Suharso Monoarfa. (Foto: Indi/NU Online).

Jakarta, NU Online

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menerima kunjungan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (PPN) atau Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) di Kantor PBNU Jalan Kramat Raya 164 Jakarta Pusat, pada Senin (7/3/2022).

 

Gus Yahya mengatakan kunjungan tersebut guna membahas kerja sama pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SDGs) dan percepatan penurunan tingkat kemiskinan di tanah air.

 

“Dalam waktu dekat ini kita akan punya kerangka kerja sama dengan Bappenas. Mohon doa restu semoga bisa sungguh-sungguh terlaksana dan bisa membawa manfaat yang bisa dinikmati oleh masyarakat kita,” kata Gus Yahya dalam konferensi pers.

 

Menurutnya, hal ini merupakan kesempatan strategis bagi PBNU untuk dapat mengembangkan program konkret yang membawa maslahat kepada masyarakat.

 

“Kita juga juga belajar pada Bappenas tentang hal strategis menyangkut agenda-agenda sampai eksekusinya. Kita sangat berterima kasih bahwa Bappenas hari ini mengajak kerja sama. Insya allah ini akan jadi harapan yang besar bagi kita,” ujarnya.

 

Dalam kesempatan tersebut, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan bahwa hakikat dari pembangunan nasional adalah untuk meningkatkan seluruh aspek kehidupan masyarakat. Pembangunan, menurutnya tidak hanya berhenti pada konsep dan tataran-tataran perencanaan semata.

 

Untuk itu, Bappenas sebagai pihak yang bertanggung jawab guna menyusun rencana pembangunan secara nasional, menilai PBNU sebagai pihak yang tepat untuk melakukan sinergi dan merealisasikan agenda pembangunan nasional.

 

“PBNU sebagai agent of development, saya rasa pas sekali untuk bisa men-deliver dengan lebih tepat dibandingkan lembaga lainnya,” kata Suharso.

 

Ia berharap, program pemberdayaan yang dilangsungkan oleh PBNU itu kedepannya dapat memberikan manfaat kepada masyarakat luas.

 

“Mudah-mudahan PBNU dalam hal ini agent of development itu juga turut serta melakukan penurunan jumlah orang miskin ekstrem ini dan sekaligus memperluas dakwah sebagaimana yang selama ini dilakukan oleh PBNU,” harapnya.

 

Capai SDGs dan entas kemiskinan ekstrem

Suharso menerangkan, terdapat dua program yang akan dikerjasamakan dengan PBNU. Pertama terkait dengan capaian SDGs dan penurunan tingkat kemiskinan ekstrem.

 

“Yang ingin kami kerja samakan dengan PBNU, pertama adalah capaian SDGs yang merupakan agenda dunia. SDGs saya kira penting sekali bukan hanya disosialisasikan kepada masyarakat luas, tetapi juga masyarakat memahami dan aktif berpartisipasi,” papar Suharso.

 

Kedua, percepatan penurunan tingkat kemiskinan ekstrem (extreme poverty) di Indonesia. Hingga saat ini, ia menyebut bahwa angka kemiskinan esktrem Indonesia mencapai di kisaran 10,6 juta orang.

 

“Hari ini kita punya jumlah orang yang masuk definisi ekstrim miskin atau extrem poverty itu sekitar 10,6 juta. Kita ingin menurunkan itu sampai tahun 2024 bisa menjadi nol. Atau setidaknya tinggal 1 persen,” terangnya.

 

Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Aiz Luthfi