Nasional

Kunjungi Wadas, Fatayat NU Jateng: Tiap Jengkal Tanah Harus Aman Bagi Anak

Sel, 15 Februari 2022 | 14:30 WIB

Kunjungi Wadas, Fatayat NU Jateng: Tiap Jengkal Tanah Harus Aman Bagi Anak

Ketua PW Fatayat NU Jawa Tengah Tazkiyyatul Muthmainnah bersama anak-anak Wadas. (Foto: NU Online/Naufa)

Purworejo, NU Online
Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Tengah Tazkiyyatul Muthmainnah mendatangi Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah, Senin (14/2 2022). Ia bertemu ibu-ibu dan anak-anak, lalu melakukan dialog serta tanya jawab terkait peristiwa yang terjadi beberapa hari terakhir.


Dalam dialog itu terungkap bahwa warga Desa Wadas, utamanya bagi ibu-ibu dan anak- anak, mengalami trauma atau ketakutan akibat peristiwa yang terjadi beberapa hari ini. Guna membantu pemulihan trauma dan takut itu, Fatayat NU Jawa Tengah memberikan sejumlah alat permainan anak, obat-obatan dan vitamin kepada ibu-ibu dan anak-anak di Desa Wadas.


"Kedatangan saya bersama teman-teman Fatayat NU memang lebih pada melihat bagaimana perkembangan dan kondisi perempuan dan anak pasca kejadian kemarin. Karena kami Fatayat NU memang concern pada perlindungan anak dan perempuan, jadi kami ingin anak-anak tidak mengalami trauma," ucap Iin, panggilan akrabnya.


Diungkapkan, dari hasil pertemuan bersama ibu-ibu dan anak-anak Desa Wadas, Fatayat melihat sedikit banyak anak-anak di Desa Wadas mengalami trauma ketakutan atas kejadian beberapa waktu lalu.


"Dan alhamdulillah saat ini sudah mulai pulih dan jika nanti diperlukan kami akan menyiapkan tim, baik itu dari psikolog dan tim trauma healing untuk membantu anak-anak ini ceria kembali, bahkan kami juga berharap hal seperti yang terjadi kemarin tidak terjadi lagi," kata perempuan yang juga anggota DPRD Jawa Tengah.


Terkait dengan kasus yang terjadi pada (8/2/2022) lalu di Desa Wadas, pihaknya meminta kepada semua pihak yang menangani untuk tidak melakukan tindakan dengan cara kekerasan, melainkan dengan cara duduk bersama secara musyawarah untuk mencari solusi dan kesepakatan bersama demi kebaikan warga.


"Ono rembug yo dirembug, kekerasan dengan alasan apapun tidak dibenarkan, baik kekerasan fisik maupun kekerasan psikis. Yang saya lihat yang terjadi di sini kan anak-anak mengalami kekerasan psikis, bisa jadi karena mereka benar-benar ketakutan atau framing yang dibentuk oleh orang-orang dewasa sehingga mereka menjadi merasa ketakutan," ujar Iin.


Dengan kedatangannya, ia berharap anak-anak bisa ceria kembali, terlebih setelah Fatayat NU membawakan dan memberikan sejumlah permainan anak untuk menghibur mereka.


Disampaikan, dengan masih adanya rasa trauma atau ketakutan yang dirasakan oleh ibu-ibu dan anak-anak, jika diperlukan Fatayat NU Jawa Tengah siap mendatangkan tim psikolog dan trauma healing untuk membantu warga dalam memulihkan rasa trauma atau takut.


"Nanti kita akan bicarakan dengan tim, tadi kan disampaikan mereka kan masih takut bukan saja anak- anak tapi ibu-ibu juga merasakan trauma, nanti kita akan datangkan psikolog atau tim trauma healing; yang biasa di daerah-daerah bencana atau daerah konflik yang nanti bisa diperlukan untuk datang ke sini. Hari ini kami juga membawa sedikit obat-obatan dan vitamin yang barangkali bisa sedikit membantu memulihkan tenaga yang ada disini," jelasnya


Pihaknya berharap ke depan tidak terjadi lagi peristiwa seperti yang terjadi di Desa Wadas, agar tidak menjadikan trauma bagi anak- anak.


Sementara itu, anak-anak Desa Wadas, Silma dan Faris, mengaku senang dengan kedatangan Fatayat NU apalagi setelah diberikan sejumlah alat permainan anak kepada mereka.

 

Anak-anak pun dengan riang gembira melakukan berbagai permainan setelah menerima bantuan alat permainan alat. "Kemarin sempat takut, sekarang sudah tidak begitu takut lagi," kata Silma.

 


Kunjungan Ketua PW Fatayat NU Jawa Tengah itu didampingi Kepala Dinas Sosial Kependudukan dan Keluarga Berencana (Dinsosdukkb) Kabupaten Purworejo Achmad Jainudin, Camat Bener Agus Widiyanto dan Ketua PC Fatayat NU yang juga anggota DPRD Kabupaten Purworejo Rr Nurul Komariyah.


Kontributor: Ahmad Naufa
Editor: Aiz Luthfi