Nasional GERHANA MATAHARI TOTAL

Lembaga Falakiyah PBNU Imbau Warga Kenakan Filter Saat GMT

Sel, 8 Maret 2016 | 06:53 WIB

Bangka Tengah, NU Online
Fenomena gerhana matahari total (GMT) pada 9 Maret esok terasa istimewa karena hanya di daratan Indonesia peristiwa langka itu terjadi. Sebab itu, sebagian pihak menilai, terlalu sayang bila momen menikmati GMT kali terlewatkan begitu saja.

Meski demikian, warga mesti hati-hati dengn saat-saat merugikan ketika mata melakukan kontak langsung dengan matahari. Lembaga Falakiyah PBNU mengimbau masyarakat untuk mengenakan perangkat filter matahari semacam "kacamata gelap khusus" kala gerhana berlangsung.

Wakil Ketua Lembaga Falakiyah PBNU Hendro Setyanto mengatakan, di antara dampak buruknya adalah adanya kerusakan retina yang membuat mata merah dan sukar dipulihkan. "Tapi enggak sampai buta," katanya di sela-sela persiapan observasi GMT di Pantai Terentang, Kecamatan Koba, Kabupaten Bangka Tengah, Bangka Belitung, Selasa (8/3).

Warga yang mengamati gerhana bisa melepas filter matahari tersebut ketika piringan bulan menutup secara sempurna matahari, lalu mengenakannya lagi saat totalitas gerhana berakhir.

Tak hanya mengamati, warga juga diimbau melaksanakan sembahyang gerhana matahari (kusufus syamsi) saat proses fenomena itu berlangsung. Juga memperbanyak takbir, doa, istighfar dan sedekah

NU dan Muhammadiyah, kata Hendro, tahun lalu bertemu di Bangka Tengah yang difasilitasi Pemerintah Daerah setempat. Selain menyelaraskan kalender hijriah, pertemuan juga membahas soal gerhana matahari dan edukasinya kepada masyarakat.

Gerhana matahari total diperkirakan akan melintasi 11 provinsi di Indonesia, antara lain Bengkulu, Sumatera Selatan, Jambi, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara. (Mahbib)