Nasional

Lepas Tim Pemantau Haji, Irjen Faisal: Rasa Kebermanfaatan Itjen Harus Nyata

Sel, 30 Mei 2023 | 23:23 WIB

Lepas Tim Pemantau Haji, Irjen Faisal: Rasa Kebermanfaatan Itjen Harus Nyata

Inspektorat Jenderal Kementerian Agama menggelar doa bersama dan khotmil qur'an dalam rangka melepas petugas Pemantauan Operasional Haji Tahun 1444H/2023M di Ruang OR Lantai II Kantor Itjen Kemenag, Jakarta, Selasa (30/5/2023).

Jakarta, NU Online
Inspektorat Jenderal Kementerian Agama menggelar doa bersama dan khotmil qur'an dalam rangka melepas petugas Pemantauan Operasional Haji Tahun 1444H/2023M. Kegiatan ini berlangsung di Ruang OR Lantai II Kantor Inspektorat Jenderal Kemenag, Jakarta, Selasa (30/5/2023).

 

Irjen Kemenag Faisal Ali Hasyim mengingatkan pada jajarannya yang bertugas untuk selalu berusaha memberikan kepuasan layanan bagi jemaah. “Berusaha membantu orang lain tanpa berpikir kita dapat apa. Membantu sesuai porsi tugas kita. Salah satu layanan Kemenag adalah layanan haji. Peran Itjen menjaga kualitas terbaik dalam melayani jemaah haji,” terang Faisal.

 

Ia ingin memastikan agar layanan sejak hari pertama penerimaan jemaan haji berjalan lancar dan baik.

 

"Inovasi baru dari Itjen ada daily report embarkasi setiap pagi pada Gusmen (Menteri Agama). Gusmen cukup mengapresiasi akan hal itu. Rasa kebermanfaatan Itjen harus nyata,” sambungnya.

 

Menurutnya, Itjen harus terus berkontribusi mengawal penyelenggaraan haji. Apa yang menjadi harapan stakeholder harus bisa dilakukan. “Oase pengawasan harus serius, sehingga apa harapan dari masyarakat dapat terwujud,” lanjutnya.

 

Faisal juga menekankan agar setiap melaksanakan tugas sepenuh hati dan memperlakukan jemaah dengan penuh kasih sayang. "Terutama, saat harus menghadapi jemaah haji lansia,” tandasnya.

 

Tahun ini Kementerian Agama mengusung tema "Haji Ramah Lansia". Kuota dasar Indonesia berjumlah 221.000, lalu ditambah 8.000. Sehingga totalnya menjadi 229.000 jemah. Dari jumlah itu, ada sekitar 67 ribu jemaah lanjut usia.

 

Jamaah haji lansia memerlukan pelayanan khusus lantaran ada peningkatan risiko terkena penyakit kronis, seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung, dan lainnya. Belum lagi jamaah akan menghadapi suhu Arab Saudi yang mencapai lebih dari 40 derajat celcius. Data Pusat Kesehatan Haji mengungkap bahwa berdasar pengalaman penyelenggaraan haji selama ini selalu ada periode kritis yang dimulai pada hari ke-28 sampai hari ke-60. Dalam rentang waktu itu biasanya ada peningkatan kematian harian.
 

 

Editor: Zunus Muhammad