Lima Esensi Mengapa PMII Berada di Jalan yang Benar
NU Online · Ahad, 17 April 2022 | 15:00 WIB
Malik Ibnu Zaman
Kontributor
Jakarta, NU Online
Posisi ber-PMII merupakan jalan yang benar, jalan yang tepat, di jalan bersama-sama menuju Allah (aa'a shadiqin), karena ada lima hal yang menjadi esensi dalam ber-PMII.
Baca Juga
Harlah PMII Momentum untuk Muhasabah
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Umum PB PMII periode 1991-1994 H Ali Masykur Musa, pada kegiatan Khataman Nasional Santunan Anak Yatim dan Tasyakuran Harlah Ke-62 PMII bertema Transformasi Gerakan Merawat Peradaban yang diselenggarakan di Aula PB PMII, pada Sabtu (16/4/2022) sore.
"Yang pertama inilah ulul albab, orang PMII adalah ulul albab yang haqun. Jadi seorang yang sodiqin dalam ber-PMII adalah yang memadukan antara dzikir dan pikir. Jadi kalau orang mengandalkan pikir belaka itu akan menjadi mu'tazilah. Tetapi, kalau hanya dzikir belaka menghilangkan aspek syariatnya dia akan melahirkan sebuah sikap fatalis dan dia cenderung bisa zindiq," ujarnya.
Menurutnya keseimbangan diberikan oleh PMII adalah dzikir di satu sisi, dan pikir di sisi yang lain. Dengan begitu, pikir, dzikir, dan amal shaleh adalah motto dari PMII.
Baca Juga
Tiga Tema Besar Harlah Ke-62 PMII
"Yang kedua Sahabat sekalian yang saya cintai yang saya banggakan amal shaleh. Tidak ada arti sebuah kesalehan individual, ritual individual kalau dia tidak bermakna berlipat-lipat ganda untuk mengabadikan dirinya kepentingan sosial," ujar pria yang juga Mursyid Tarekat Kholidiyah Naqsabandiyah.
Lebih lanjut dirinya mengatakan bahwa PMII juga hadir untuk bangsa dan untuk Nahdlatul Ulama. Karena itu kehadiran PMII harus berdimensi dan mempunyai efek untuk mensejahterakan rakyat. Maka yang menjadi kuncinya adalah amal shaleh.
"Yang ketiga seorang PMII harus mengembara di dalam pemikiran. Maka harus mengembangkan daya pikirnya, daya kritisnya terhadap semua fenomena alam. Jadi dengan demikian ber-PMII tidak boleh jumud, tidak boleh stuk, tidak boleh mandeg dalam berpikir, begitu kita ber-PMII mandeg sudah alamatnya kita akan mundur," ungkapnya.
Kemudian yang keempat istiqamah terhadap sebutan PMII sebagai gerakan. Karena kalau sudah bergerak berarti tidak pernah mengenal terhadap putus asa di dalam berjuang. Menurutnya rakyat ini, bangsa ini, masyarakat ini terlalu banyak masalah yang harus terus diperjuangkan. PMII harus menjadi pionir dalam melakukan harokah, maka ghirah ber-PMII harus kuat.
Baca Juga
Upaya PMII Unusia Cetak Kader Mujahid
"Yang terakhir adalah satu sejarah yang sangat kuat bahwa kehadiran PMI dan juga Nahdlatul Ulama mempunyai nasionalisme, heroisme, patriotisme yang tinggi," pungkasnya.
Kontributor: Malik Ibnu Zaman
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Jangan Ikut Campur Urusan Orang, Fokus Perbaiki Diri
2
Khutbah Jumat: Menjadi Hamba Sejati Demi Ridha Ilahi
3
3 Instruksi Ketum PBNU untuk Seluruh Kader pada Harlah Ke-91 GP Ansor
4
Ketum GP Ansor Kukuhkan 100.000 Banser Patriot Ketahanan Pangan, Tekankan soal Kemandirian
5
Sanksi Berat bagi Haji Ilegal: Dipenjara, Dideportasi, dan Didenda Rp224 Juta
6
PCINU Mesir Gelar PD-PKPNU Angkatan I, Ketua PBNU: Lahirkan Kader Penggerak sebagai Pemimpin Masa Depan
Terkini
Lihat Semua