Lima Ribu Kader Lembaga Kesehatan PBNU Bantu Pemerintah Tanggulangi Tuberkulosis
NU Online · Kamis, 21 Maret 2019 | 14:30 WIB
Belum tertanggulanginya pengidap Tuberkulosis (TB) di Indonesia membuat berbagai pihak, termasuk Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LK PBNU) merasa prihatin. Mengatasi keprihatinan ini, sejak sepuluh tahun yang lalu LK PBNU telah membentuk kader untuk menanggulangi pengidap TB.
Ketua Program Kesehatan LK PBNU Esty Febriani mengungkapkan, saat ini pihaknya memiliki kader TB mencapai lima ribu orang. Jumlah tersebut tersebar di 61 kabupaten/kota dan sepuluh provinsi.
“Jumlah kader yang sudah dilatih dan sudah mulai aktif ada kurang lebih lima ribu orang,” kata Esty di sela-sela acara Gelar Wicara yang bertajuk Saatnya Indonesia Bebas TBC, Mulai dari Saya-Nahdliyin di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (21/3).
Menurutnya, para kader bertugas menemukan kasus, yakni pengidap TB. Sebab dengan menemukan pengidap, penularan TB dapat dicegah. Setelah menemukan, para kader berkoordinasi dengan pemerintah, yakni puskesmas atau rumah sakit di daerahnya masing-masing.
Tugas para kader tak berhenti di situ. Mereka juga mendampingi pasien karena proses pengobatan membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga dibutuhkan kesabaran dalam upaya menyembuhkannya.
“(Biasanya) setelah dua bulan berobat, kondisi pasien membaik. Ini yang menyebabkan mereka (pasien) merasa sembuh, sehingga itu yang berbahaya, dia berhenti berobat menyebabkan kumannya semakin rentan dan itu yang muncul resisten obat,” terangnya.
Oleh karena itu, sambungnya, para kader harus terus mengawasi dan mengingatkan proses pengobatan agar dalam menjalaninya tidak berhenti di jalan.
“Mereka (pasien) tetap harus menyelesaikan pengobatan selama enam bulan, sehingga kader-kader ini yang mastiin. Dia (kader) akan datangi terus rumah si pasien untuk mengingatkan supaya berobat sampai selesai,” ucapnya.
Ia mengatakan, tugas-tugas para kader TB merupakan sebuah upaya dalam membantu pemerintah karena pemerintah tidak bisa secara sendirian menanggulangi TB.
“Tugasnya si kader adalah membantu pemerintah untuk menemukan kasus TBC karena bebannya puskesmas, rumah sakit itu terlalu besar, sehingga mereka (pihak puskesmas dan rumah sakit) tidak sempat untuk datang ke masyarakat, mencari di mana sih kantong-kantong, sehingga ini adalah tugas-tugas kader,” terangnya. (Husni Sahal/Muhammad Faizin)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Larangan Pamer dan Bangga dengan Dosa-dosa
2
Pastikan Arah Kiblat Tepat Mengarah ke Ka'bah Sore ini
3
Trump Turunkan Tarif Impor Jadi 19 Persen, Ini Syarat yang Harus Indonesia Penuhi
4
Operasional Haji 2025 Resmi Ditutup, 3 Jamaah Dilaporkan Hilang dan 447 Meninggal
5
PBNU Terima Audiensi GAMKI, Bahas Isu Intoleransi hingga Konsensus Kebangsaan
6
Kisah Di Balik Turunnya Ayat Al-Qur'an tentang Tuduhan Zina
Terkini
Lihat Semua