Nasional

LKSB Adakan Dialog Interaktif Kebangsaan di SMAN 26 Jakarta

NU Online  ·  Sabtu, 30 September 2017 | 03:40 WIB

Jakarta, NU Online
Sebagian banyak remaja kita merasa terasing dan antisosial (individualistis) dengan kehidupan nyata (bermasyarakat). Fenomena sosial ini cukup mengkhawatirkan. Terutama berbicara masa depan Indonesia. Mungkin pernyataan ini terlalu berlebihan.

Tetapi faktanya, banyak laporan di media bahwa orang-orang muda dan remaja Indonesia mulai terasing dari negerinya sendiri, terasing dari lingkungan tempatnya ia tinggal, terasing dari nilai-nilai dasar kemanusiaannya, terasing dan tercerabut dari akar tradisi budayanya. 

Hal itu diutarakan Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Bangsa (LKSB) Abdul Ghopur saat memberi materi pada Dialog Interaktif Kebangsaan di SMAN 26 Jakarta, Jumat (29/9).

Intelektual muda NU ini menilai, generasi muda terasing karena ketidakhadiran pemerintah di tengah penderitaan rakyat yang tak kunjung berhenti. Kita pun menyaksikan sebagian besar masyarakat khususnya remaja banyak yang menjadi kaum abai. 

Para remaja banyak yang sudah tak perduli lagi satu sama lainnya. Mereka sibuk dengan urusannya masing-masing. Tidak ada lagi tegur sapa satu sama lainya, tidak ada lagi orang mengenal tetangga rumahnya sendiri, apalagi mengenal RT sebelah.

“Singkatnya, bangunan sosial budaya masyarakat Indonesia menjadi sangat individualistis dan rapuh,” tegasnya di depan ratusan siswa yang memadati ruang kegiatan.

Ia merefleksi, akan seperti itukah cerminan dan wajah Indonesia ke depan? Apakah kita benar-benar menuju Indonesia yang baru, atau hanya mimpi?

“Karena sebagai bangsa kita punya “mimpi” suatu saat di masa depan, akan ada negara yang menakjubkan dan makmur di mana rakyat hidup damai dan bahagia, suatu negara demokratis yang menjunjung tinggi supremasi hukum dan menghormati sepenuhnya hak asasi manusia,” jelas Ghopur. (Red: Fathoni)