Nasional

Makan Bersama ala Santri Warnai Idul Adha di Tamansari Bogor

NU Online  ·  Sabtu, 2 September 2017 | 05:05 WIB

Bogor, NU Online
Siang yang cerah di Kantor Desa Sukajadi, Kecamatan Tamansari, Bogor, Jawa Barat Jumat (1/9) terasa istimewa. Ratusan orang duduk di atas kursi menghadap meja-meja yang telah dijajarkan. Hamparan daun pisang berisi nasi putih, ikan asin, teri, jengkol, sayur asem, sop daging kambing, sambal, dan daun lalapan, tertata rapi di atasnya.

Sejumlah tokoh hadir dan menyatu dalam momentum tersebut, di antaranya perwakilan dari LAZISNU, LAZIS Muhammadiyah, BAZNAS, Kepada Desa Sukajadi Alan, Camat Tamansari A Sofyan, Kapolsek Tamansari Nurhidayat, Koramil dan warga Desa Sukajadi.

Begitu doa dibacakan, dan pembawa acara mengumumkan makan bersama dimulai, tangan-tangan mereka mulai mengambili makanan ala santri yang tersaji saat itu.

Direktur BAZNAS, Arifin Purwakananta menilai makan bersama ala santri itu sebagai momentum yang luar biasa.

“Saya juga mengalami ini di pesantren, tapi itu kan makan secara berkelompok. Nah sekarang kita bersama-sama antara umara, alim ulama dan warga,” kata Arifin.

Menurutnya makan bersama ala santri juga sebagai tradisi asli yang ada di  desa yang dapat membangkitkan semangat orang kota untuk menikmati suasana desa.

“Di desa ternyata di luar adanya cerita sedih misalnya kemiskinan, juga ada budaya yang menyenangkan,” ungkapnya.

Momentum tersebut juga menandai bahwa setiap ada perbedaan bila para pihak duduk bersama, perpecahan akibat perbedaan dapat diminimalkan.

“Bergaul dan bermasyarakat. Kita bisa membuat republik ini lebih dingin dan lebih baik,” tambah Arifin.

Pada hari itu sebanyak 52 ekor kambing disembelih dan disalurkan untuk warga Kecamatan Tamansari. Ada delapan desa di Kecamatan Tamansari, dan sebanyak 40 persen masih hidup dalam kemiskinan.

“Ini kerja sama antara BAZNAS, LAZISNU, dan LAZIS Muhammadiyah. Alhamdulillah direspon baik oleh masyarakat,” katanya.

Menurut Arifin, kegiatan penyaluran hewan kurban di Kecamatan Tamansari yang bersinergi dengan tiga lembaga zakat, sebagai satu-satunya yang pernah diadakan semenjak Indonesia merdeka. Arifin mengatakan penyaluran hewan kurban juga sebagai bagian dari cara mengisi kemerdekaan.

“Memberikan apa yang kita punya kepada saudara kita yang tidak punya atau kepada masyarakat yang membutuhkan,” tandasnya. (Kendi Setiawan/Alhafiz K)