Nasional KANG SAID NGAJI

Maqom-maqom dalam Tasawuf (3-habis)

Jum, 1 Februari 2013 | 22:03 WIB

Jakarta, NU Online
Para pelaku tasawuf yang telah meniti tiga maqom (tingkatan) sebelumnya, yaitu tawakal, ridlo, dan syukur akan menjalani maqom-maqom selanjutnya, yaitu mahabbah, tuma’ninah, dan ma’rifat. <>

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, mengurai ketiga maqom tersebut, pada pengajian mingguan yang digelar di PBNU, Jakarta, Senin malam, (28/01).

Mahabbah adalah maqom cinta kepada Allah. Kalau sudah cinta kepada-Nya, kepada apapun cinta, mencintai segalanya. Orang yang menapaki maqom tersebut, yang cantik, yang jelek, yang pintar, yang bodoh, yang kaya, yang miskin; semua dicintainya.

“Karena semuanya yang ada itu adalah tanda-tanda keagungan Allah,” ungkap kiai kelahiran Cirebon 1953 tersebut.

Kalau sudah mahabbah, akan tumbuh tuma’ninah, atau full happy, enjoy. Hati orang yang menempuh jalan tuma’ninah adalah tenang.  

Tuma’ninah bukan di rumah, mobil, uang, tapi dalam hati,” tambahnya. 

Setelah maqom tuma’ninah, muncul maqom terakhir, ma’rifat. Kiai yang akrab disapa Kang Said ini menjelaskan, maqom ini dengan pengalaman Imam Ghazali sepulang menyepi di masjid Damaskus. Setelah keluar dari masjid tersebut, ia tak bisa mengatakan pengalamannya. 

“Ilmu ma’rifah tak bisa dituliskan. Tak bisa diceritakan. Tidak bisa diajarkan dengan kata-kata,” ujar kiai yang pernah nyantri di Pesantren Kempek, Lirboyo dan Krapyak tersebut.  

Orang yang sedang mengalami maqom ma’rifat, tahu betul bahwa segala sesuatu dari Allah, untuk Allah, karena Allah, bersama Allah. Tanpa itu sedetik saja, dunia hancur. 

Kiai yang juga doktor jebolan University of Umm Al-Qura Jurusan Aqidah/Filsafat Islam menegaskan, ketiga maqom tersebut dinamakan tajalli (manifestasi). Allah sudah menjelma dalam segala keadannya. 

Dampak spirutual temporalnya adalah al-uns, harmonis. Amal salehnya, bukan karena lita’abud (ibadah), bukan litaqorub (ingin dekat dengan Allah), melainkan litahaquq (mencari hakikat).  

Maqom-maqom tersebut adalah versi ringkasnya. Para ahli tasawuf berbeda rincian maqomnya. Misalnya, menurut Syekh Abdul Qodir Jilani, terdapat 40 maqom tasawuf. Sementara Imam Ghazali berpendapat ada 14 tingkatan.  


Penulis: Abdullah Alawi