Nasional

Masuk Tahun Politik, Ini Pesan KH Marzuki Mustamar

Kam, 4 Oktober 2018 | 05:00 WIB

Blitar, NU Online
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar menegaskan nahdliyin wajib menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia  (NKRI). Karena ada beberapa kelompok yang menginginkan NKRI bubar dan membentuk sistem baru yang tidak jelas jluntrungnya.

Penegasan ini disampaikan Kiai Marzuki saat memberikan mauidhah hasanah pada acara santunan anak yatim piatu. Kegiatan diselenggarakan Yayasan Budi Luhur Sejati milik Ranting NU Desa Bakung, Udanawu, Blitar, Rabu (3/10) malam.

"Dalam NKRI ini kita mudah beribadah dan berdakwah," kata Kiai Marzuki. Bagi NU, bentuk negara ini sudah final dan harga mati, lanjutnya.

Selain itu, dosen di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang tersebut juga mengingatkan saat memasuki tahun politik. Karenanya warga NU harus ekstra hati-hati dan meningkatkan kewaspadaan.

“Memasuki masa musim politik seperti ini, warga NU jangan mudah dan terhasut ajakan orang yang tidak jelas asal usulnya,” katanya di hadapan jamaah. 

Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrasyad Kota Malang ini memberikan contoh kejadian ajakan demo atau ziarah makam wali. “Karena ajakan mereka itu ada tujuan lain selain beribadah,” pesannya.

Masih menurut Kiai Marzuki terkait dua kegiatan sarat rekayasan tersebut. "Kita punya pengalaman, warga diajak ziarah. Dan di tengah jalan malah didoktrin bahwa amalan warga yakni ziarah kubur sebagai bid’ah dan sesat,” urainya. Padahal bagi NU, ziarah wali itu bagian dari ibadah dan dalilnya jelas berdasarkan hadits, lanjut kiai kelahiran Pucung Blitar ini.

Hadir pada kesempatan tersebut di antaranya Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Blitar KH Syaukuddin Rohman, mantan Bupati Blitar H Herry Nugroho dan ribuan warga NU dan masyarakat sekitar.

Sementara ketua panitia  santunan dan peringatan   tahun baru hijriyah dan hari santri, M Juremi mengatakan bahwa acara ini merupakan kegiatan tahunan. Dari tahun ke tahun yang disantuni terus meningkat. Baik jumlah anak yatim maupun besaran santunannya. 

"Tahun lalu kita menyantuni 35 orang yatim. Tahun ini meningkat 38 yatim,” katanya. 
Besar santunan bagi yatim yakni Rp 2.5 juta. Tahun lalu juga sejumlah tersebut. Untuk 500 ribu rupiah diserahkan langsung dan yang Rp 2 juta disimpan di bank. “Itu untuk persiapan biaya sekolah," tandas Juremi. (Imam Kusnin Ahmad/Ibnu Nawawi)